sipemuas.com � Berikut ini adalah Foto Panas Devi Liu di Sebuah Kamar yang bisa bikin lelaki jadi bergairah. Langsung saja simak fotonya dibawah ini.
Nikmatnya ML di Rumah Makan
sipemuas.com - Kali ini akan coba memberikan sebuah cerita Cerita Dewasa dan juga Foto Hot yang bisa anda baca-baca sebagai sekedar cerita yang bisa menghibur diri anda saat anda jenuh dan tidak ada pekerjaan atau bisa disebut lagi nganggur. Daripada saya harus puter kesana kemari langsung saja kepada inti permasalahannya yaitu berbagi pengalaman dan juga berbagi sebuah kisah sex dan kisah panas tentang kehidupan sex seseorang.
Seperti biasa, malam hari sekitar jam 19:00, sepulang kerja aku selalu mencari tempat untuk makan (maklum bosenan), dan aku teringat oleh kata temanku yang baru siang tadi makan di WP. Karena jarak antara kantor dan lok agak jauh maka aku segera buru-buru melarikan kudaku. Sesampainya di sana aku agak bingung, karena begitu banyak kuda dan buaya yang parkir. Tanpa pikir panjang kuparkir di tempat yang agak jauh. Kuda yang parkir di situ rata-rata adalah kuda luar kota, kebanyakan plat L dan W. Ketika memasuki lok, di sana ada banyak meja yang kosong, sempat aku berpikir, �Apakah aku salah tempat?�
�Dut..� kulihat seorang teman memanggil diriku.
Aku biasa dipanggil endut oleh teman karena perut yang agak-agak buncit dikit, mungkin karena terlalu banyak minum x yach.
�Don, ngapain di sini?� tanyaku ke Doni, karena kulihat di mejanya hanya ada sebotol Fanta.
�Lagi nunggu,� sahutnya.
�Nunggu apa? Makanan?� tanyaku penasaran.
�Lagi nunggu servis,� balasnya yang membuatku penasaran.
�Servis apa? Kuda?� tanyaku semakin penasaran.
�Lha kamu mau apa?� Doni balik bertanya.
�Makan,� jawabku polos.
�Wah kuno kamu, di sini ada servis selain makan dan minum,� balas Doni sambil menyeringai.
�Mas, mau pesan apa?� tanya seorang cewek yang sempat membuatku terkejut.
�Eh.. di sini ada apa aja?� jawabku.
�Di sini ada cewek,� sahut Doni seraya mengerlipkan sebelah mata kepada cewek tadi.
�Ah.. Mas Doni ini, genit ah.. kan pelanggan baru kalau nggak mau bagaimana?� jawab si cewek agak manja.
�Saya pesan nasi campur dan es jeruk yang lainnya nanti saja,� jawabku sambil memperhatikan cewek yang akhirnya kutahu namanya adalah Mimin.
Mimin adalah pegawai di warung itu, selain cantik juga mempunyai tubuh yang lumayan, tinggi; sekitar 170 cm, kulit; putih mulus, dada; sekitar 36, pinggul; seksi (apalagi kalau berjalan). Sambil makan dan berbincang, baru kutahu kalau si Doni ini sering ke sini, makanya dia berani menggoda Mimin. Selesai makan Doni mengajakku ke sebuah ruangan di dalam warung itu, ruangan itu tidak terlalu lebar tapi sangat panjang dan memiliki banyak kamar dan hanya ada satu pintu untuk masuk dan keluar. Kulihat Doni memasuki kamar pertama, dan ternyata di situ adalah tempat receptionis dan seorang wanita yang sedang menulis-nulis sebuah buku (sepertinya buku administrasi).
�Mbak, ada yang kosong?� tanyanya.
�Ada, ehm.. mau dua atau satu Don, atau.. masing-masing dua?� sambil melihat ke arahku.
�Masing-masing satu aja, ini temanku baru pertama kali ke sini,� katanya.
�Oke, mau yang mana?� tanya wanita itu sambil memberikan foto-foto cewek lengkap dengan nama dan umur mereka di balik foto-foto itu.
�Eh.. kamu mau yang mana?� tanya Doni kepadaku.
Kemudian aku melihat separuh foto-foto itu karena yang separuhnya sedang dilihat Doni. Tak lama setelah kami bertukar foto, aku memilih sebuah foto yang dibaliknya ada nama Putri dan berumur 20 tahun.
�Oke, silakan tunggu di kamar 30 dan 31!� jawab wanita itu sambil memberikan kunci kamar nomor 30 kepadaku.
Sambil berjalan menuju kamar 30, aku sempat mendengar suara desahan nafas yang sangat kuhafal karena sering menonton film biru. Ketika aku sampai di depan pintu kamar seorang cewek cantik berusia sekitar 18 tahun menghampiriku dan bertanya,
�Mau sama Mbak Putri ya Mas?� tanyanya.
�Iya..� jawabku sambil mengamati wajah dan tubuh yang hanya mengenakan kaos ketat tipis tanpa BH dan celana ketat pendek (sepertinya celana untuk senam).
�Mas baru pertama ya ke sini?� tanyanya menyelidik.
�Iya.. kok tahu?� sahutku.
�Iya, tahu dong kan yang masuk sini selalu saya perhatikan dan kebanyakan hanya om-om. Oh iya nama saya Nani. Situ siapa?� tanyanya.
�Aku Choly. Masuk yuk, di dalam kan lebih enak!� sambil membuka pintu kamar dan menutup setelah Nani masuk.
Setelah berbincang dengan dia baru kutahu kalau dia anak pemilik warung yang tidak diperhatikan oleh orangtuanya karena sibuk dengan urusan warung, makanya dia berada di ruangan itu tanpa sepengetahuan orangtuanya. Tak berapa lama kemudian pintu kamar terbuka, ternyata Putri yang kupesan tadi.
�Maaf, lama menunggu ya,� kata putri.
�Udah dulu ya Mas, Mbak putri sudah datang, silakan bersenang-senang,� kata Nani.
�Lho, Nani nanti kalau ibu tahu kamu bisa dimarahi lho,� kata Putri.
�Cuek aja, yang penting bisa happy (sambil keluar dari kamar),� kata Nani.
�Mas sudah lama nunggu ya?� tanya Nani.
�Ah enggak kok, lagian kan ada Nani,� kataku.
�Saya ke kamar mandi dulu ya, Mas buka saja dulu pakaiannya supaya lebih rileks,� kata Putri.
Setelah Putri masuk kamar mandi, kubuka baju dan celana sampai telanjang bulat. Sambil menunggu kuperhatikan kamar itu, ternyata itu adalah kamar Putri, di sana banyak foto Putri sedang in action. �Wah Mas kok nafsu banget, nggak pakai pemanasan?� tanya Putri menyadarkanku dari lamunan. Ternyata Putri sudah tidak memakai apa-apa kecuali handuk yang hanya mampu menutupi dadanya yang kalau dilihat dia berukuran 35D itu, dan daerah liang senggamanya hanya tertutupi oleh bulu kemaluan yang tidak terlalu lebat.
�Mas, kok ngelamun?� tanya dia lagi.
�Wah tubuhmu bagus sekali,� jawabku.
Tanpa basa-basi kutarik tubuh itu dan kuciumi bibir tipis yang membuat wajahnya menjadi cantik. Putri tidak membalas ciuman pada menit pertama, tapi lama kelamaan dia mulai membalas ciumanku dengan sangat buas. �Mas rebahan di kasur ya! biar bisa isep itu,� sambil menunjuk ke arah kemaluanku yang tak terasa sudah mulai menegang.
Aku langsung saja tiduran dan dia membuka handuk yang menempel tadi dan menjatuhkannya di lantai. Ternyata aku salah menilai susu yang besar itu, ternyata berukuran 36D. Setelah menaiki kasur dia langsung menciumi bibirku dan perlahan mulai turun dan akhirnya dia mengulum batang kemaluanku yang berukuran sekitar 15 cm itu. Aku pun menikmati permainan itu, secara perlahan dia mulai menaikiku dan mengarahkan batang kemaluanku yang sudah siap perang ke arah lubang kemaluannya. �Bless..� dan, �Ah..� Putri mendesah sambil memejamkan matanya. Agak lama dia terdiam dan aku merasakan sesuatu yang memijit batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya. Dia mulai membuka mata dan menaik-turunkan pinggulnya.
�Ah.. ah.. ah.. Mass.. ah.. ennaaknyaa.. ah..� sambil terus menaik-turunkan pinggulnya. Sampai akhirnya dia menjerit �Mass.. aku.. mauu.. keluuarr.. ah..� kurasakan ada cairan yang menyemprot kemaluanku dengan derasnya. Namun aku masih belum bisa menerima perlakuan ini, aku ganti posisi sehingga aku berada di atas dan dia membuka kakinya lebar-lebar seakan menyambut kedatangan kemaluanku. �Ayo Mas, puaskan Mas, basahi memek ini Mas.� Tanpa ba bi bu, aku langsung menggenjot dia sehingga dia mengalami klimaks yang kedua kalinya.
�Aaah.. aah.. aah.. Maass..�
�Puutt.. aku.. su.. dah.. nggak.. kuaat.. ah..�
Cerita Dewasa - Kuakhiri kata-kata terakhir sambil memuncratkan spermaku ke dalam lubang kemaluannya. �Mas ini kuat sekali ya, aku belum pernah seperti ini,� katanya sambil lubang kemaluannya memijit batang kemaluanku yang masih tegang di dalam. �Aku juga Put, belum pernah merasakan yang seperti ini (hanya alasan supaya senang).� Dan kami melakukannya sekali lagi karena kemaluanku masih tegang dan dipijat terus oleh lubang kemaluannya, jadinya tidak bisa tidur walau sudah keluar. Setelah selesai aku membersihkan diriku di kamar mandi. Selesai mandi aku keluar kamar dan melihat Putri tertidur, aku langsung saja keluar kamar, eh.. ternyata Doni sudah lama menungguku dan dia sudah membayar ongkos service tadi. Aku pun pamit dan berterima kasih pada Doni karena sudah malam dan besok masih ada pekerjaan yang menunggu di kantor.
Pada hari Sabtu sore aku berjalan-jalan di sebuah pertokoan di dekat alun-alun. Kulihat jam sudah menunjukan pukul 18.00 dan perutku sudah mulai lapar. Ketika mencari sebuah rumah makan aku melihat ada seorang gadis yang duduk sendiri membelakangiku dan tampaknya gadis itu adalah Nani anak dari yang punya WP, dan kusapa dia.
�Hi, Nan..� sapaku.
�Oh, Mas Choly..� kata Nani.
�Sendiri?� tanyaku.
�Nggak, sama teman,� jawabnya.
�Sama pacar?� tanyaku lagi.
�Pacar? belum punya tuh,� katanya.
Tak lama kemudian ada sepasang muda-mudi yang bergandengan tangan ke arah kami.
�Mas kenalin ini teman saya Erika dan Budi,� kata Nani.
�Hai saya choly,� kataku memperkenalkan diri.
�Saya Erika,� kata Erika.
�Budi,� kata Budi.
�Kok lama banget sih, kamu lagi pesan atau buat masakan?� tanya Nani.
�Kan antri non,� kata Erika.
�Cho, kamu nggak pesan?� tanya Budi.
�Sudah tadi (ketika sedang berduaan),� kataku.
�Nan, kamu nanti ikut kami nggak? Berempat kan asyik,� kata Erika.
�Tanya dulu dong, masa langsung angkut. Mas Choly ada acara nggak?� tanya Nani.
�Nggak ada,� kataku.
�Mau ikut kami?� tanya Nani.
�Ke mana?� tanyaku.
�Ada deh,� kata Nani.
�Boleh, lagian besok libur kantor, nganggur,� kataku.
Sambil makan aku memperhatikan Erika yang tak kalah cantik dibanding Nani, tingginya sekitar 160 cm, dadanya sekitar 34, kulitnya coklat, pinggulnya agak kecil (lumayan). Setelah makan kami menuju ke areal parkir. Karena masing-masing bawa kuda (aku dan Budi) maka aku satu kuda sama Nani karena dia yang tahu mau ke mana. Saat di dalam mobil dia banyak cerita tentang temannya yang akhirnya kutahu kalau mereka itu sedang berpacaran dan sudah bertunangan. Ketika akan melewati sebuah hotel Nani menyuruhku untuk masuk ke dalam hotel itu.
�Mau nginap?� tanyaku.
�Ya ke sini ini tujuan kita,� kata Nani.
Sambil mencari tempat parkir aku berpikir kalau aku sedang mendapat kejutan akan berkencan dengan seorang gadis yang cantik dan gratis karena dia yang mengajak. Setelah menemukan tempat yang aman dari teman sekantor, kami masuk ke dalam dan teman Nani sudah memesan sebuah kamar VIP. Kami pun berjalan mengikuti belboy yang menunjukkan di mana kamar kami. Sesampainya di kamar, Budi memberi tip kepada belboy dan menutup pintu kamar. Kamar yang unik menurutku (karena belum pernah masuk), ada dua kasur besar di dalam dua ruangan tanpa pintu yang berseberangan, sebuah ruang tamu lengkap dengan TV, kulkas, AC dan sebuah meja kecil dengan telepon. Kami berempat duduk berpasangan di ruang tamu, aku dengan Nani dan Budi dengan Erika. Tanpa menunggu aba-aba Budi langsung menciumi Erika, dan kurasakan tangan Nani mulai membelai pahaku. Aku pun langsung memeluk Nani dan menciumi bibir sensualnya. Nani pun membalas ciuman itu dengan buas dan liar bagai singa sedang memakan mangsanya. Kemudian Erika bertanya,
�Nan, kamu kamar yang mana?�
�Terserah deh, pokoknya ada kasurnya,� kata Nani.
�Aku masuk dulu ya,� kata Erika.
�Aku juga ah.. nggak enak di sini,� kata Nani.
Sambil menarikku ke dalam kamar dan membaringkan aku dengan sedikit mendorong.
�Mas, aku akan servis kamu lebih dari yang pernah kamu alami,� kata Nani.
�Boleh aja, asal bisa tahan lama,� kataku.
Nani membuka pakaiannya sambil melenggak-lenggokkan pinggul layaknya seorang penari striptease. Setelah pakaiannya habis dia berjongkok sambil menciumi batang kemaluanku yang sudah tegak di dalam celana. Sambil menciumi dia membuka celana dan aku membuka baju sampai telanjang bulat. Dia langsung menciumi dan menjilati kemaluanku yang sudah tegak berdiri dengan gagahnya.
�Mas besar sekali?� tanya Nani.
�Tapi enakkan..� kataku.
�Iya..� katanya.
Kemudian kutarik tubuhnya sehingga aku dapat menciumi lubang kemaluannya dan dia tetap dapat mengulum kemaluanku.
�Mas.. lidahnya.. nakal.. auw.. ah..� katanya sambil mendesah.
�Kamu juga pintar mainin lidah,� kataku.
�Mas.. masukin.. aja.. ya.. aku.. pingin.. ini..� kata Nani.
Sambil memutar tubuhnya, sayub-sayub aku mendengar jeritan nikmat dari kamar seberang.
�Ah.. Mas.. nikmat.. Mas.. ah..� katanya ketika batang kemaluanku masuk dan sambil menaik-turunkan pinggulnya aku merasakan batang kemaluanku mendapat hisapan yang sangat kuat.
�Mas.. oh.. ah.. Mas.. enak.. ah..� desah Nani.
�Ka.. muu.. juga..� selang agak lama dia mulai mempercepat genjotannya dan akhirnya dia orgasme.
�Ah.. Mas.. ah.. enak..�
Aku tahu dia sudah lemas, maka aku membalikkan tubuhnya sambil batang kemaluanku tetap di dalam dan mulai menggenjot tubuhnya.
�Oh.. Mas.. yang keras.. Mas.. ah..� dia berkata sambil mengangkat kedua kakinya sehingga aku dapat menciumi betisnya.
Tak berapa lama, �Mas.. aku.. mau kegh.. luar.. ah.. Mas.. nggak.. kuat..� teriaknya.
�Ta.. han.. sebentar ya.. aku.. juga.. hmmff,� aku mempercepat gerakan dan akhirnya..
�Mas.. ah.. aku.. keluar.. Mas.. aagh.. hmmff.. hmmff..�
�Ah.. ah.. oh..�
Kami mengeluarkan secara bersamaan dan aku mencium keningnya dan dia pun membalas mencium dadaku sambil sedikit menggenjot secara halus untuk mengeluarkan sisa sperma yang belum keluar. �Plok, plok, wah hebat bener sampai Nani harus dua kali keluar,� kata Erika yang sedang memperhatikan kami, ternyata dia dan Budi sudah lama menonton pertandingan kami dan kami tidak menyadarinya.
Setelah membersihkan diri kami berkumpul di ruang tamu sambil berbincang tanpa sehelai benang yang menempel.
�Gimana Nan enak?� tanya Erika.
�Luar biasa Er, aku belum pernah seperti ini,� kata Erika.
�Kalau sama aku?� tanya Budi.
�Kamu sih nggak ada apa-apanya sama dia?� kata Nani sambil menyandarkan kepalanya di dadaku.
�Masa?� tanya Budi.
�Iya, punya dia kan lebih besar dan lebih lama,� kata Nani.
�Kalau lama aku mungkin bisa kan biasanya melayani kalian berdua jadinya capek kan,� kata Budi.
�Gimana kalau nanti kita tukar, aku sama Choly dan kamu (Nani) sama Budi,� kata Erika.
�Wah rugi aku dapat Budi,� kata Nani.
�Menghina ya,� kata Budi.
�Nggak pa-pa Nan, aku kan juga pingin ngerasain,� kata Erika.
�Kamu mau nggak Mas?� tanya Nani kepadaku.
�Boleh, tapi biasanya yang kedua lebih lama,� kataku.
�Waduh, rugi dua kali nih,� kata Nani.
�Kamu kan kapan-kapan bisa berduaan lagi, kalau aku kan mau menikah,� kata Erika.
�Iya deh,� kata Nani.
Setelah itu Erika dan Nani bertukar tempat dan sekarang Erika berada dalam pelukanku sedangkan Nani bersama Budi. Selang agak lama berbincang-bincang Erika mulai meraba-raba dadaku dan memberikan ciuman kecil pada pentilku. Aku pun membalas dengan membelai lembut buah dada yang tampak menggairahkan itu. Tak lama kemudian Budi menggendong Nani dan membawanya memasuki kamar tempat Erika dan Budi bermain pada mulanya. Sedangkan Erika semakin buas dan segera mengulum batang kejantananku yang masih tidur dengan nyenyaknya. Aku pun menikmati perlakuan yang diberikan Erika kepada batang kejantanan yang sekarang setengah tiang itu. Tampaknya Erika sangat ahli dalam hal mengulum, buktinya tidak lama kemudian adik kesayanganku itu terbangun dalam keadaan siap tempur. Aku menjadi tidak sabar dengan keadaan itu maka dengan nafsu yang besar kugendong tubuh Erika menuju ke kamar yang satunya lagi.
Di dalam kamar langsung kulempar tubuh itu ke atas kasur dan aku pun mulai menciumi daerah liang senggama Erika yang sudah terlihat sangat merangsang. �Emh.. emh.. ahh..� tampaknya Erika mulai merasakan rangsangan yang aku berikan. �Mas.. aku.. pingin.. Mas.. ah..� setelah berkata, dia langsung membalikkan badannya dan sekarang posisi kami saling berhadapan dengan dia di atas dan aku di bawah. Dia mulai mengarahkan batang kemaluanku ke arah kemaluannya dan.. �Ahh..� amblaslah batang kemaluan yang lumayan besar itu. Tanganku pun tak mau tinggal diam, meremas-remas buah dada yang sedang mengayun-ayun di atas dadaku. �Emh.. ah..� dia pun mulai memainkan pantatnya. Tak berapa lama dia mengejang dan menurunkan pantatnya sampai batang kemaluanku amblas tak terlihat, rupanya dia sudah orgasme, tapi dia tidak seperti habis orgasme tetap menaik-turunkan pantatnya malah semakin cepat. Aku pun merasa nikmat dan dalam waktu singkat aku pun orgasme. Kami pun tertidur kecapaian sambil kemaluanku tetap di dalam liang senggamanya dan kepalanya berada di dadaku. Keesokan harinya kami pulang ke rumah masing-masing, dan sejak kejadian itu aku tidak pernah bertemu dengan Erika lagi, begitu juga Nani, entah kemana mereka, seolah hilang ditelan bumi.
Cerita Dewasa - Maka aku pun hanya bisa membayangkan tidur bersama mereka berdua. Dan aku semakin sering datang ke lok barangkali bisa bertemu Nani, kalaupun tidak bertemu masih ada keistimewaan dari warung itu, makan sambil ngeseks. Tamat�!!!
Source: facebook
Foto Bugil Model Hot Malaysia
sipemuas.com � Berikut ini adalah fofo-foto panas model Malaysia yang yaris bugil. Langsung saja simak fotonya dibawah ini.
Kenikmatan Ngentot Cewek Perawan
sipemuas.com - Waktu itu saya masuk sebuah sekolah akademik diploma 1 tahun di Bandung, dan ternyata semua mahasiswi-mahasiswinya di sini lumayan cakep-cakep juga. Setelah 2 minggu lewat saya mulai akrab dengan semua mahasiswa-mahasiwa sekampus, dan terus terang di jurusan saya (Manajemen Informatika), perempuannya hanya sedikit sekali, dan kampus ini juga baru berdiri jadi belum begitu terkenal. Setelah tiga minggu belajar di kampus ini, ternyata ada mahasiswi baru yang cantik, putih dan bercahaya, pakaiannya juga biasa-biasa saja tetapi semua laki-laki di kelasku, melongok melihat dia. Yaa ampun, cantik benar nih. Jam mata kuliah pertama selesai dan anak-anak laki-laki di kelasku banyak yang kenalan tapi terus terang hanya saya dan temanku berdua bisa dibilang cool, kami hanya keluar dan makan di kantin. Saya benar-benar belum punya nyali untuk dekat dengan wanita-wanita di kampus waktu itu. Dan dengan si mahasiswi baru itu pun kenalnya sangat lama sekali. Sebut saja nama panggilannya Ani. Saya yang baru memasuki dunia baru di perkuliahan, dan melihat cewek-cewek di kampus pun begitu menggebu-gebu nafsu birahiku. Tapi saya hanya punya pikiran dan perasaan sama si Ani ini, mungkin banyak cowok lainnya berpikiran dan berperasaan begitu juga, tapi saya tidak PD, dan saya itu bisa dibilang pendiam dan rata-rata menurut teman-teman, saya ini punya wajah lumayan ganteng. Yaa.. itu sih menurut teman-temanku.
Waktu perkuliahan pun terus berjalan, dan setelah 3 bulan lebih saya mulai akrab dengan Ani ini dan mulai sering ngobrol (sebelumnya hanya kenal senyum saja, ataupun hanya menanyakan tugas mata kuliah). Dan ternyata Dia ini lagi cuti kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta hukum terkenal di Bandung, tapi saya lupa waktu itu dia semester berapa, yang saya ingat waktu itu saya berumur 19 tahun dan dia berumur 22 tahun. Dan ternyata dia sudah punya pacar. Waduh hatiku lemas, walaupun sudah jarang ketemu tetapi statusnya masih resmi pacaran.
Saat kami berdua ngobrol, dia suka curhat tetapi saya suka mencuri pandangan ke arah buah dadanya yang indah menawan itu. Waduh pokoknya bulat tegap dan sedikit runcing, begitu juga kulitnya tidak satupun bekas goresan luka, hanya putih mulus dan pantatnya bulat menantang. Kalau dilihat dari belakang, waduh.. membuat kemaluan saya berdiri tegap dan ingin kuremas-remas dan ditancap dari belakang. Bayangkan kalau berjalan dia berlenggang-lenggok. Dia memiliki rambut yang indah, hitam dan panjang, berhidung mancung, berbibir tipis, alis dan bulu mata yang lentik (tapi seperti cewek bule). Dan memang cewek ini anak seorang yang kaya raya. Dan kami pun menjadi dekat dan akrab, tapi tidak tahu dia itu sukanya bareng dan jalan sama saya saja. Padahal kan banyak teman cewek di kampus itu ataupun cowok yang lain. Yaa.. tapi saya pun sangat senang sekali bisa jalan bareng sama Ani, Dia pun sering mengajak saya main ke rumahnya. Namun itu tidak pernah terjadi, mungkin saya tidak biasa main ke rumah cewek. Dan akhirnya dia ingin main ke rumah saya, waduh saya juga bingung karena saya juga belum pernah kedatangan teman cewek apalagi seperti dia, tapi dia terus memaksa saya.
Suatu hari di kampus, mata kuliah satu sudah selesai dan harus masuk lagi untuk mata kuliah yang kedua, tapi waktunya sore hari, dan ketika sudah selesai mata kuliah satu, kami pun merasa BT kalau di kampus saja, dan Ani memaksa saya untuk main ke rumah saya, katanya ingin tahu tempat tinggal saya dan sekaligus ingin curhat. Ya untungnya rumah saya itu hanya ada saudara saya (karena saya tidak tinggal bersama orang tua) dan rumah itu milik nenek saya. Oleh karena itu kehidupan saya bebas dan saling cuek sama anggota keluarga lainnya di rumah itu. Tidak ada saling curiga atau hal apapun, yang penting tidak saling merugikan satu sama lain. Kami pun berdua pergi ke rumah saya. Siang bolong, ketika sudah sampai di rumah, Ani saya persilakan masuk ke kamar saya dan ternyata saya tidak grogi atas kedatangan cewek cantik ini. Dan ketika baru mengobrol sebentar lalu dia bicara, Ted panas yaah hawa di Bandung sekarang ini. Iya nih! sambil kubawakan minuman dingin yang sangat sejuk sekali. Ted.. boleh nggak saya buka baju, kamu jangan malu Ted, saya masih pake pakaian dalam kok, habis panass siihh. Waduh memang saya merasa malu waktu itu dan sedikit deg-degan jantungku. Aduuh gimana kamu ini, emang kamu nggak malu sama aku? bantahku.
Tapi kan dia sudah ngomong kalau dia masih memakai pakaian dalam. Kemudian saya keluar kamar sebentar untuk mengambil makanan ringan di lemari es, dan ketika saya memasuki kamar lagi, ya ampun.. pakaian dalam sih pakaian dalam tapi kalau ternyata kalau itu BH yang super tipis dan kelihatan puting susunya. Waduh, saya sangat grogi waktu itu dan saya pun sering memalingkan wajah, tapi tidak dapat dipungkiri, kemaluan saya pun berereksi dan aliran darah saya pun mengalir tidak karuan, apalagi hawa sedang panas-panasnya. Ayo sekarang kamu mau curhat lagi? kataku. Nggak sih Ted, saya udah minta putus sama dia (pacarnya-red) dan dia setuju untuk resmi putus.
Ya udah.. abis gimana lagi, katanya.
Dalam hatiku, asyik dia sudah putus, dan saya pun berpura-pura bersedih, karena memang kasihan melihat wajahnya sedikit pucat dan sedikit menangis. Dia memelukku sambil sedikit bicara kepadaku, tapi itu lho anuku tidak bisa diam dan semakin panas saja suhu tubuhku. Ketika kuelus rambut dan punggungnya, eh dia menciumku dan kubalas ciumannya dan dia membalas lagi, semakin lama kami berciuman dan dia memasukkan lidahnya ke mulutku. Waduh, ini benar-benar mengasyikan dan terus terang ini adalah pertama kali bagiku. Dan dia pun mengeluarkan suara desahan yang sangat lembut dan sensual, dan dituntunnya tanganku ke buah dadanya, langsung saja kuremas-remas dan BH-nya pun kubuka. Wow, buah dada yang sangat indah, putih, bulat berisi dan mancung serta puting yang bagus, sedikit warna merah di seputar putingnya dan berwarna coklat di puncaknya, sekali-kali kupelentir putingnya dan dia pun mendesah kuat, Ssstthh ha.. hah.. aahh.. okhs Ted, bagus Ted, eenakk, suaranya yang kecil dan merdu. Dia membuka bajuku dan aku kini dibuatnya telanjang, tapi aku hanya pasrah saja, tidak ada rasa malu lagi. Apa kamu sering melakukan ini sama pacar kamu? kataku.
Iya Ted, tapi nggak sering.. aaksshh.. kata dia sambil mendesah, tanganku diarahkannya ke liang kemaluannya, dan langsung kuelus-elus sambil lidahku menjilat putingnya yang indah itu. Sedikit-sedikit kuselingi dengan gigitan ringan tepat di puncaknya, dan dia menggeliat keenakan. Dan kemaluannya pun basah. Kubuka celananya dan celana dalamnya secara perlahan.
Oh iya, kami melakukannya di sofa kamarku tepat di depan TV dan stereo-set. Dan kami lagi sedang mendengarkan lagu-lagu rock barat tahun 70-an, ketika kubuka CD-nya, yes.. dia memiliki kemaluan yang bagus, bulu sedikit, dan memang dia masih perawan, dengan pacarnya juga hanya melakukan oral sex. Tetapi saya belum berani untuk menjilat kemaluannya, saya hanya mengesekkan tangan saya ke bibir kemaluannya. Eh ternyata dia turun dari sofa dan menghisap batang kemaluanku, Aaakshh.. hsstt oks! dia menjilati biji pelerku dan dia mengisap kemaluanku lagi sambil dipegang dan dikocoknya. Waduuhh.. enak sekalii akkhhss.. aliran-aliran darahku mengalir dengan serentak dan ingin kumasukkan kemaluanku ke liang kemaluannya, tapi apa dia mau? Beberapa menit kemudian.. Ted, kamu punya barang gede enggak, kecil enggak, panjang enggak and pendek enggak, tapi bener Ted, saya sangat suka kamu punya barang, katanya sambil berdiri dan lubang kemaluannya dihadapkannya ke wajahku aku semakin tidak kuat saja.
Langsung saja kujilat liang kemaluannya. Wah agak bau juga nih, tapi bau yang enak. Semakin lama semakin asyik dan sangat enak, dan dia pun merintih-rintih kecil, Uwuuhh oo.. sstt akhs.. akhs.. akhs.. oohh aahh.. sstth, sambil tubuhnya agak bergerak nggak karuan, mungkin jilatanku belum pintar tapi kulihat dia sedang keasyikan menikmati jilatanku. Lalu dia berdiri dan menarik tubuhku ke lantai. Di situ kami berciuman lagi, entah kenapa aku merasakan sesuatu yang hangat di sekitar liang kemaluannya, kuingin batang kemaluanku dimasukkannya ke lubang kemaluannya. Soalnya aku masih ragu. Tapi saya memberanikan untuk bicara.
An, kamu masih perawan nggak?
Iya.. aksshh.. sstt.. sstt aakhs, katanya. Ternyata dugaanku benar.
Tapi sama pacar kamu itu?
Iya tapi kalau aku sama dia hanya oral aja, kata Ani.
Tapi Ted, gimana kalau kita ini sekarang.. dia tidak melanjutkan pembicaraannya.
Okh.. ookh.. okh.. sstt.. dia mencoba untuk memasukan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya dengan bantuan tangannya. Dengan begitu, aku pun berusaha untuk memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya, dan secara perlahan kugesekkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya dan sedikit demi sedikit kumasukkan kemaluanku, tapi ini hanya sampai kepala aja, dan.. Ooohh aakksshh.. ahh.. ah.. aahh.. oohh.. sset, dia merintih- rintih. Aku terus menggenjot dia.
Ted, ternyata pedih juga, aahh! katanya.
Tapi teruskan saja Ted...
Kulihat wajahnya memang mengkhawatirkan juga, tapi yang kurasakan adalah kenikmatan, meskipun itu masih tersendat-sendat dan sedikit kehangatan, Ookkhhss.. sstt, aduh nikmatnya, kataku. Dan memang ada sedikit darah di batang kemaluanku dan yes.. semua batang kemaluanku masuk, dan benar-benar nikmat tiada tara, dan hilanglah perawannya dan perjakaku. Ssstt.. sstt.. desahannya yang merdu dan menggairahkan apalagi didukung oleh kecantikannya dan mulus kulitnya. Dan kami masih melakukan gaya konvensional dan terus kugenjot naik turun, naik turun dan tumben, aku masih kuat dan menahan kenikmatan ini, karena kalau aku sedang onani, tidak selama ini. Di lantai itu kami melakukannya serasa di surga. Assh.. asshh.. aakss.. oohh.. aksh.. sstt, dia menjerit-jerit tapi biarlah kedengaran oleh saudaraku, yang lagi nonton TV di ruang keluarga. Karena pasti suara jeritan Ani ini kedengaran. Terus Ted, aduhh Ted kok enak sih.. aakss ssttss.. katanya sambil merem melek matanya dan bibirnya yang aduhai melongo ke langit dan langsung kujilat lidahnya. Duuhh aahss sstt duh An, aku mau keluar nih! kataku. Uuhhss sstt jangan dulu dong Ted.. bentar lagi aja, katanya. Tapi memang saya waktu itu sudah nggak kuat, ehh ternyata.. Sss oohh akkhhss.. oohh, duh Ted boleh deh sekarang, kamu dikeluarinnya di sini aja, sambil ditunjukanya ke arah payudaranya. Dan.. Creett.. cret.. cret.. crret dan air maniku yang banyak itu menyemprot ke payudaranya dan sekitar lehernya. Selesailah main-main sama Ani, dan waktu pun menunjukan arah jam 5 lebih dan memang kami sudah telat untuk pergi lagi ke kampus memasuki pelajaran Mata Kuliah kedua.
Kami berdua terkulai dan ketiduran di lantai itu dalam keadaan masih telanjang, dan lagu di stereo tape-ku pun sudah lama habis. Bangun-bangun sudah hampir jam 19.00, kami pun bergegas berpakaian dan aku pergi ke kamar mandi untuk mandi, sesudah saya selesai mandi dia juga mandi, dan akhirnya kami pergi jalan-jalan sekalian mencari makan. Kami pergi ke daerah Merdeka dan makan. Sesudah itu kami nonton di Bioskop. Di Bandung Indah Plaza (BIP), lupa lagi waktu itu kami nonton apa. Sesudah selesai nonton Ani tidak mau pulang dia ingin menginap di rumah saya. Waduh celaka juga nih anak, ketagihan atau dia lagi ada masalah dengan keluarga di rumahnya. Setelah kami berbincang-bincang, ternyata dia tinggal tidak bersama orang tuanya, sama seperti saya. Dia tinggal bersama bibinya, dan memang tidak ada perhatian bibinya kepada Ani. Dan kami berdua pulang ke rumah saya dengan membawa makanan ringan, minuman (beer dan Fanta). Sesampainya di rumahku, kami berdua mengobrol lagi sambil menonton TV, dan kusuruh dia tidur duluan, kamipun tidur sambil berpelukan terbuai terbawa oleh mimpi indah kami berdua.
Source: ceritasex,blogspot.com
Respon Atas Curhat "Anakku Menderita OCD"
Ibu Ria, bagaimana keadaan anak ibu sekarang? apakah sudah membaik atau masih seperti yang ibu ceritakan?
Kalau ibu masih membutuhkan bantuan untuk masalah OCD yang dialami oleh anak ibu kebetulan saat ini saya sedang membuka psikoterapi gratis untuk menangani OCD dalam rangka memenuhi tugas akhir S2 magister profesi psikologi di Untar.
Jika anak ibu berminat untuk mengikuti psikoterapi ini, ibu boleh menghubungi saya (Veronica) via email di veronica_adesla@yahoo.co.id, nanti kita akan atur waktu pertemuan di Untar bu. (*)
Dari admin:
Terima kasih atas respon Anda, Sdr. Veronica. Kami telah teruskan penawaran Anda ke Ibu Ria via e-mailnya dan mudah-mudahan bisa segera memberikan respon balik.
“Max”
Menginjak usiaku yang ke 35 tahun aku resmi menyandang status janda cerai. Ya, aku bercerai dengan suamiku, sebut saja namanya mas Joko, karena aku tak mau dimadu. Aku tak mau cinta suamiku dibagi. Mulanya suamiku tak mau menceraikanku. Ia meyakinkanku bahwa cintanya padaku tetap sama seperti awal kami bertemu.
Tapi ku yang sudah terlanjur patah arang dan bersikeras untuk bercerai sejak awal mula ia utarakan keinginannya untuk menikah lagi. Bagiku, laki-laki selamanya adalah anak-anak. Jika seorang anak mempunyai mainan baru, cepat atau lambat mainan lamanya akan dicampakkan. Lebih baik sakit hati di depan untuk menata diri menghadapi hari kemudian. Begitulah prinsipku.
Dan menjadi janda tidaklah mudah. Terutama dalam hal meredam pandangan orang yang kerap negatif. Aku butuh waktu 1 tahun untuk menyesuaikan diri dengan statusku. Begitu juga kedua anak gadisku, Susi (12 tahun) dan Ruri (7 tahun). Mereka sudah terbiasa dengan ketiadaan papa mereka yang sudah makin jarang menjenguk.
Semenjak menjanda, sudah ada beberapa pria yang mencoba mendekatiku, Ada yang bekas teman sekolahku, ada juga yang tiba-tiba menelepon ke rumah untuk berkenalan. Entah dari mana mereka tahu statusku. Tapi aku sama sekali tak tertarik untuk menjalin sebuah hubungan baru.Setidaknya dalam waktu dekat ini.
Untuk mengisi waktu sekaligus menghidupi kedua anakku, aku meneruskan usaha persewaan baju adat yang telah kurintis 3 tahun lalu yang sempat terhenti karena suami kurang setuju. Berkat kegigihanku, perlahan-lahan usahaku maju pesat. Bahkan aku bisa mengembangkannya menjadi butik.
Karena kewalahan, aku merekrut salah seorang sahabatku waktu SMP. Namanya sebut saja Dewi. Aku memilihnya karena kami punya kesamaan minat tentang perbutikan. Ia juga punya bakat merancang busana, hingga aku menyerahinya untuk menangani produksi dan aku fokus pada pemasaran. Ketika internet mulai marak, aku merambah ke online marketing menggunakan blog.
Suatu hari aku dan Dewi ngobrol ke soal-soal pribadi, dan akhirnya menjurus pada kehidupan seks. Sebagaimana aku, Dewi juga seorang janda. Suaminya meninggal 7 tahun lalu karena sakit. Dengan blak-blakan Dewi mengatakan padaku, kalau sejak 2 tahun terakhir ini ia menggunakan alat bantu yang biasa disebut dildo untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Ia pun menyarankanku untuk mencobanya. Alat itu bisa dibeli secara online, sehingga tidak perlu malu. Bahkan ia menawarkan diri membantu memesannya.
Aku yang tak terbiasa dengan hal-hal seperti itu agak sedikit jengah juga. Kukatakan padanya kalau aku baik-baik saja. Bicara soal seks, terus terang aku memang butuh karena aku wanita normal. Kadang aku melakukannya dengan jariku, tapi jarang. Hanya jika kebutuhan untuk itu sudah tak bisa aku bendung lagi.
Lama-lama aku terpengaruh juga dengan usulan Dewi. Apalagi ketika saat senggang aku browsing internet mencari tahu seperti apa alat bernama dildo itu. Begitu melihat bentuknya yang mirip dengan aslinya, entah kenapa tiba-tiba gairah kewanitaan terasa tergelitik.
Setelah cukup lama merenungkannya, akhirnya kuberanikan diri memesan secara online, jenisnya yang bisa bergerak-gerak.
Tanganku agak gemetar ketika kubuka paket kiriman yang kuterima tadi siang. Isinya sesuai dengan yang kuminta, lengkap dengan baterainya. Sebelumnya, kupastikan lebih dulu kedua anakku sudah tidur nyenyak di kamarnya masing-masing. Setelah itu kukunci pintu kamarku. Lampu tidur yang redup kunyalakan.
Biasanya, libidoku meninggi menjelang datang bulan. Tak heran ketika kulihat dan kusentuh untuk pertama kalinya wujud asli barang pesananku, aku merasakan bagian intim tubuhku berdenyut-denyut. Aku jadi tak sabar untuk mencobanya.
Kubilas benda itu dengan air hangat untuk memastikan kebersihannya. Kubaringkan tubuhku di ranjang, kuaktifkan benda itu. Kusingkap dasterku dan dengan penuh kelembutan kugesekkan di bagian bawah tubuhku dan oh... jan puenak tenan. Gerakan memilinnya sungguh sensasionalnya. Mataku terpejam menikmati detik demi detik letupan birahi yang makin membuncah.
Beberapa saat kemudian kulepas celana dalamku agar bisa kurasakan langsung sentuhan benda itu.
Kenikmatan itu sungguh memabukkan, membuaiku dalam gelinjang hasrat tak bertepi, hingga membuatku makin basah. Nafasku memburu dan jantungku makin berdebar saat memasuki babak selanjutnya. Pelan tapi pasti, kudorong benda itu memasukiku. Tubuhku meregang, menggelinjang dan tanpa sadar aku memekik lirih. Kurenggangkan dan kuangkat kedua kakiku agar bisa masuk lebih dalam lagi. Pinggulku meliuk-liuk seirama dengan gerakan memilin mainan baruku.
Sensasi yang sulit digambarkan dengan kata-kata manakala tanganku bergerak makin cepat memainkan benda itu. Dan … aku orgasme. Tapi aku tak ingin itu cepat berakhir. Kubiarkan benda itu berada di sana, berputar-putar seperti mesin bor seolah ingin menembus lebih dalam lagi.
Hanya sebentar aku telentang menikmati puncak kepuasanku, dan ketika gelitik birahiku kembali naik, aku siap untuk menggapai puncak kedua.
Aku bangkit, kulepas dasterku lalu aku jongkok dengan ¾ benda itu masih bercokol di dalam. Salah satu tanganku mengaturnya agar berada dalam posisi berdiri. Setelah pas, aku mulai melakukan gerakan naik-turun. Awalnya agak sulit melakukan gaya ini karena beberapa kali benda itu terguling. Namun dengan sedikit trik, aku bisa melanjutkan gerakanku hingga orgasme kedua kuraih.
Aku tertelungkup di ranjang dengan nafas memburu. Beberapa saat lamanya aku enggan bergerak. Sendi-sendiku seperti mau lepas merasakan kenikmatan ini. Aksi yang melelahkan, tapi terbayar dengan kepuasan tiada tara yang lama tak kurasakan.
Sejak malam itu, benda itu kunamai dengan Max, mengambil nama tokoh yang diperankan oleh Mel Gibson idolaku, Mad Max. Dan sejak malam itu pula, Max dengan setia menemaniku saat libidoku meletup-letup. Entah kenapa, aku jadi ingin selalu melakukan dan melakukan lagi pada malam-malam berikutnya. Jika laki-laki selalu mau tapi belum tentu mampu, maka Max selalu mampu ketika aku mau.
Pernah suatu malam mas Joko datang ke rumahku. Alasannya kangen padaku dan anak-anak. Ujung-ujungnya, ketika anak-anak masuk ke kamar masing-masing, ia mengajakku berhubungan. Secara halus aku menolaknya. Bukan karena dendam, tapi karena ia sudah beristri, dan itu bukan lagi aku. Ketika ia tanya padaku, apakah aku tidak “kepingin” setelah lama tak melakukan, kujawab asal saja, “Hidup bukan sekedar seks, mas. Aku sudah cukup sibuk mengurus anak-anak dan usahaku ini. Tak ada waktu untuk memikirkan seks”.
Malam itu aku memang ingin, dan Max membuatku puas.
Seiring bertambahnya usia, gairah seksku semakin menurun. Belakangan ini aku sudah jarang melakukannya. Paling hanya 1 atau 2 kali sebulan. Tapi Max tetap kusimpan rapi di tempat tersembunyi yang hanya aku sendiri yang tahu. Max akan selalu siap jika aku membutuhkannya.
Akhir kata, menurutku menggunakan “Max” bukanlah hal yang memalukan. Yang memalukan adalah merusak rumah tangga orang lain maupun rumah tangga sendiri dengan berselingkuh. (*)
Kumpulan Foto Bugil Vitalia Sesha
sipemuas.com - Siapa yang belakangan tidak mengenal nama Vitalia Shesa? Model seksi ini �tersangkut� ke KPK gara-gara diduga memiliki hubungan dengan Ahmad Fathanah, tersangka dalam kasus suap impor daging. Tak heran kalau kemudian banyak mencari foto Vitalia Sesha. Majalah pria dewasa seperti Popular dan Male sendiri pernah memamerkan foto hot Vitalia Shesya. Berikut ini adalah beberapa foto seksinya., silahkan klik fotonya utuk memperbesar.
Indonesian Girls
Source: popular-word.com
Aksi Pesta Seks Anak SMP
sipemuas.com - Namaku Sonny, dulu sewaktu masih SMP ada beberapa teman wanita yang naksir denganku, maklumlah waktu itu aku bintang kelas di SMP tersebut, di antara perempuan-perempuan tersebut adalah Rere, Vinvin (nama samaran) yang ada hubungannya dengan ceritaku ini. Cerita Dewasa - Aku sekarang sudah bekerja di suatu perusahaan swasta di Jakarta yang kebetulan aku termasuk eksekutif muda. Nah, bulan mei 99 kemarin, aku ada meeting di Surabaya dan kebetulan hari itu ulang tahun Rere (Rere termasuk wanita yang lumayan tingginya 170, branya 36 dan bodinya itu tuch yang semok alias seksi montok). Sehabis meeting, aku iseng menelepon Rere dan dia mengundangku datang ke rumahnya. Kemudian aku langsung saja cabut ke rumah Rere, eh nggak tahunya di situ ramai juga teman-temennya yang datang, termasuk Vinvin. Acara pesta tersebut berlangsung sampai jam 9 malam. Di pesta tersebut Rere cerita kepadaku kalau minggu depan dia mau menikah terus Vinvin minggu depannya lagi, lalu Rere cerita masa-masa dia naksir aku terus sampai sekarang dia masih kangen berat.
Maklumlah sudah 2 tahunan nggak jumpa. Kebetulan waktu itu komputer dia lagi ngadat. Nah kesempatan buatku untuk tinggal lebih lama. Langsung saja kucoba membetulkan PC-nya. Sementara di rumahnya tinggal Vinvin saja yang belum pulang dan orang tuanya juga nggak ada. Pas sedang asyik mengutak-atik PC-nya, dia menungguku di sampingku dengan sekali-sekali melirikku, aku sendiri masih hati-hati mau menembak dia. Eh nggak tahunya si Vinvin main serobot saja. Dari belakang Vinvin langsung memelukku dan meng-kiss pipiku (Vinvin nggak beda jauh sama Rere, bedanya mata Rere kebiru-biruan sedikit dan lebih hitam dari Vinvin). Punggungku terasa ada benda kental yang bikin aku naik. Habis itu Vinvin membisikan kalau dia masih kepingin denganku, terus aku responin juga kalau aku kangen juga, terus kulumat saja bibirnya yang mungil kemerah-merahan itu. Vinvin langsung balas dengan penuh nafsu dan tetap memelukku dari belakang tapi tangannya sudah langsung menggerayangi penisku, dalam hati ini anak kepingin di embat nich. Aku lihat Rere disampingku bengong saja dan cemberut merasa kalah duluan.
Terus Rere pergi sebentar, aku masa bodoh saja, kutarik si Vinvin ke pangkuanku dan bibirnya masih kulumat habis. Gila! nafsunya besar sekali! Setelah itu kualihkan dari bibir, kukecup terus ke bawah sambil tanganku meraba buah dadanya yang besar dan kenyal. Pas kukecup di belahan buah dadanya, Vinvin berteriak, "Sstt aahh" dan semakin kencang remasan tangannya yang sudah masuk ke CD-ku, kubuka saja bajunya terus branya sekalian. Kelihatan buah dadanya menggantung siap diremas habis. Dengan gemasnya kulumat habis buah dadanya sampai dia menggelinjang keenakan dan suara yang "sstt sstt aahh…" Setelah itu tanganku pindah ke CD-nya yang sudah basah, langsung saja kulepas roknya. Dia pun kelihatan bugil tapi masih pakai CD. Terus Rere datang dengan membisikanku bahwa kalau mau meneruskan di dalam kamarnya saja. Tanpa pikir lama-lama, langsung saja kugendong Vinvin sambil buah dadanya terus kuhisap ke dalam kamar Rere. Terus aku telentangi Vinvin di tempat tidur Rere, aku lihat Vinvin sudah pasrah menantang, langsung saja kubuka CD-nya, ehh ternyata bulu Vinvin rapi dan kecil-kecil, langsung saja kulepas celanaku sama CD-ku sampai aku bugil ria.
Terdengar teriakan Rere kaget melihat penisku sepanjang 22 cm dan gede banget katanya sambil ngeloyor pergi meninggalkanku dan Vinvin. Aku tidak peduli lagi sama dia, langsung saja penisku aku arahkan ke vagina Vinvin, uhh seret banget, dan kulihat Vinvin menggigit bibirnya dan berteriak, "Aakkhh eegghh…" Kepalanya menggeleng ke kiri dan ke kanan sambil tangannya meremas seprei. Rupanya dia masih Virgin sehingga seret sekali memasukannya. Baru kepalanya saja Vinvin sudah teriak. Aku tahan sebentar, terus tiba-tiba langsung saja kusodok lebih keras, Vinvin langsung saja teriak kencang sekali. Masa bodoh, aku teruskan saja sodokanku sampai mentok. Rasanya nikmat banget, penisku seperti diremas-remas dan hangat-hangat basah. Sambil menarik napas, kulihat kalau Vinvin sudah agak tenang lagi, tapi rupanya dia meringis menahan sakit, kebesaran barangkali yach? Setelah itu aku tarik penisku pelan-pelan dan kelihatan sekali vagina Vinvin ikut ketarik terus kepalanya geleng-geleng ke kiri dan ke kanan sama matanya terpejam-pejam keenakan sambil teriak, "Sstt aahh sshh egghh…" Sampai penisku tinggal kepalanya saja, langsung saja aku sodok lagi ke vaginanya sekeras-kerasnya, "Bleesshh…" Vinvin berteriak, "aahh.." Kira-kira 5 menitan vagina Vinvin terasa seret. Setelah itu vaginanya baru terasa licin hingga semakin nikmat buat disodok, semakin lama sodokanku semakin kupercepat sampai Vinvin kelihatan cuma bisa menahan saja. Rupanya Vinvin kurang agresif. Terus kusuruh Vinvin menggerakan pantatnya ke kiri dan ke kanan sambil mengikuti gerakanku. Baru beberapa menit Vinvin sudah teriak nggak karuan, rupanya dia mau orgasme. Makin kupercepat gerakanku, akhirnya Vinvin berteriak kencang sekali sembari memelukku kencang-kencang, lama sekali Vinvin memelukku sampai akhirnya dia telentang lagi kecapaian tapi penisku masih menancap di vaginanya. Sekilas kulihat kalau Rere melihatku sambil menggigit jarinya, terus Rere mendekati kami berdua kemudian bertanya "Bagaimana tadi?"
Cerita Dewasa - Aku senyum saja sambil penisku masih kutancapkan di vagina Vinvin, terus Rere duduk di tepi ranjang dan ngobrol kepadaku. Aku iseng, kupegang tangan Rere terus aku remas-remas. Tapi dia tetap diam saja. Setelah itu kutarik dia lalu kucium bibirnya yang ranum dan tubuhnya kutelentangi di atas perut Vinvin tapi penisku masih tetap menancap di vagina Vinvin, tidak ketinggalan kuremas-remas buah dada Rere sambil matanya terpejam menikmati lumatan bibirku dan remasan tanganku. Sementara si Vinvin mencabut penisku lalu pergi ke kamar kecil dan jalannya sempoyongan seperti vaginanya ada yang mengganjal. Terus kubuka saja baju Rere sementara tangannya sudah merangkul tengkukku. Setelah itu kujilati saja buah dadanya sambil sekali-kali kuhisap sampai dia menggelinjang kegelian. Terus kuraba CD-nya. Rupanya sudah basah, nggak ambil peduli langsung saja kulepas seluruh celananya sampai Rere benar-benar bugil. Terus aku suruh Rere pegang penisku sampai muka dia kelihatan kemerahan. Rupanya dia belum pernah merasakan begituan. Setelah itu aku perbaiki posisinya biar nikmat buat menyodok vaginanya.
Kemudian Rere bertanya kalau dia mau diapakan. Aku suruh Rere pegang penisku lalu kugesek kevaginanya. Dia tercengang mendengar kataku, tapi dia tetap melakukan juga. Sambil matanya terpejam, Rere mulai menggesek penisku kevaginanya, pas menyentuh vaginanya, dia kelihatan nyegir sambil mendesah-desah, "Aahh…", sementara aku sibuk meremas-remas sambil menjilati buah dadanya yang semakin lama semakin mengeras dan kelihatan puting buah dadanya semakin munjung keatas. Pelan-pelan kudorong pantatku sampai penisku menempel lebih kencang di mulut vaginanya. Rere diam saja malah semakin keras rintihannya, eh nggak tahunya Vinvin tiba-tiba saja mendorong pantatku sekeras-kerasnya secara langsung penisku kedorong masuk kedalam vagina Rere sedangkan Rere menjerit keras, "aakkh sakit Sonny, apa-apaan kamu", sambil badan Rere menggeliat-geliat kesakitan sementara tangannya menahan pinggulku. Sedangkan Vinvin bilang ke Rere kalau sakitnya hanya sebentar saja, terus Vinvin malah mendorong lebih keras lagi sambil menarik tangan Rere biar tidak menahan gerakan pinggulku. Rere kelihatan menahan sakit sambil menggigit bibirnya. Sampai akhirnya masuk semua penisku. Rere kelihatan mulai mengatur nafasnya yang tersengal-sengal selama menahan tadi. Aku biarkan dulu beberapa menit sambil mencumbu Rere biar dia tambah naik sementara Vinvin yang masih bugil tadi melihat saja di samping tempat tidur sambil tertawa centil. Tidak lama Rere sudah mulai dapat naik lagi, malah semakin menggebu saja. Mulai kutarik penisku pelan-pelan terus kusodok lalu masuk agak kencangan sedikit, seret sekali. Tiba-tiba bell pintu berbunyi lalu Vinvin mengintip lewat jendela kamar lalu pakai bajunya yang panjang sampai lutut terus Vinvin ngeloyor pergi sambil ngomong, "Nyantai saja, terusin biar aku yang nemuin", tahu gitu aku teruskan saja kegiatanku yang sempat terhenti, aku lihat Rere masih nyengir sambil kepalanya geleng kekiri dan kekanan terus pinggulnya digerakan pula mengikuti irama gerakanku.
Rupanya vaginanya cepat basah dan mampu menelan penisku sampai penuh. Sementara tanganku sibuk meremas buah dada Rere, aku terus menggenjotnya semakin cepat sampai dia mendesah-desah lebih keras terus tangannya meraba-raba punggungku lalu tiba-tiba kakinya dilipat ke atas pantatku sambil memelukku dan berteriak "aagghh", kencang sekali hingga gerakanku tertahan dan terasa ada cairan hangat keluar dari vaginanya hingga menambah rasa nikmat. Rupanya dia orgasme beruntun, setelah pelukan dia mulai kendor. Aku teruskan lagi genjotanku pelan-pelan sambil mulai mencumbu dia biar naik lagi. Tidak lama dia sudah naik lagi terus aku ambil posisi lebih tegak sambil tanganku pegang pinggulnya dan tangannya memuntir-muntir putingku sambil tersenyum manis. Makin lama gerakanku semakin kupercepat sodokanku, waktu kudorong ke vaginanya aku keras-kerasi lalu kulihat Rere sudah mulai memejamkan matanya dan kepalanya geleng-geleng ke kiri dan ke kanan mengikuti irama genjotanku. Aku sendiri rupanya sudah mau orgasme, maka aku genjot lebih kencang lagi sampai vaginanya bunyi kencang banget, nggak lama aku mau keluar kutarik penisku biar ejakulasi di luar.
Dia malah menahan pantatku biar nggak ditarik ke luar langsung saja kudorong lagi sembari kupeluk dia erat-erat sambil teriak, "Aargghh.. eegghh..", kemudian Rere juga teriak lama sekali, aku ejakulasi di dalam vagina Rere sampai Rere gelagapan nggak bisa napas, kira-kira semenitan aku dekap Rere erat-erat sampai aku kehabisan tenaga, terus kucabut penisku dan kelihatan maniku sampai keluar dari vaginanya bareng darah perawannya yang sobek karena kerasnya serobotan penisku dibantu dorongan Vinvin yang keras dan tiba-tiba tadi. Sementara itu Vinvin kedengarannya ngobrol sama seorang cewek, rupanya teman Rere itu ketinggalan dompet terus kebetulan Vinvin juga kenal sama dia, nggak lama kemudian Vinvin masuk ke kamar terus menanyakan aku, "Mau kenalan nggak sama temanku?" aku jawab, "Masa aku bugil begini mau dikenalin", "Cuek saja, lagian tadi aku sama dia sudah ngintip lu waktu sama Rere tadi", aku bengong saja terus Vinvin membisikan sesuatu ke Rere terus Rere mengangguk sambil tertawa cekikikan terus Rere membisikan kepadaku supaya aku nanti menurut saja, katanya asyik sich.
Lalu Vinvin dan Rere yang cuma pakai selimut menemui temannya tadi terus diajak masuk sebentar ke kamar Rere sambil matanya ditutup pakai T-shirt Vinvin. Setelah itu Vinvin kasih isyarat ke aku biar diam saja sambil menuntun Christ (nama temannya tadi) supaya rebahan dulu di tempat tidur. Tentu saja Christ bertanya kalau ada apa ini. Lalu Vinvin bilang kalau entar pasti nikmat dan nikmati saja. Christ mengangguk saja lalu Vinvin menyuruh Rere pegang tangan Christ yang diangkat di atas kepalanya dan Vinvin meraba-raba sekujur badan Christ di dalam bajunya, tentu saja Christ teriak kegelian sampai akhirnya mendesah-desah keasyikan lalu Vinvin pindah posisi dari duduk di atas paha Christ beralih ke samping sambil kasih kode ke aku biar aku duduk menggantikan dia sambil tangan Vinvin dimasukan ke dalam bra punya Christ, aku menurut saja sambil mulai mengikuti Vinvin meraba-raba tubuh seksi Christ, sementara Christ kaget dan mulai meronta-ronta nggak mau diteruskan, aku yang sudah tanggung begitu langsung saja turun lalu menarik kaki Christ supaya posisi pantatnya pas di sudut tempat tidur kelihatan Rere mengikuti dan tetap memegang tangan Christ yang sudah mulai meronta dan berteriak-teriak "Jangan", lalu Vinvin menutup mulut Christ dan melumat bibirnya sembari kasih kode ke aku biar diteruskan saja, langsung kubuka ritsluiting celananya dan kelihatan pahanya yang putih dan bentuk kakinya yang seksi membuat aku cepat naik, waktu aku mau peloroti CD-nya, Christ malah meronta-ronta sambil kakinya menendang-nendang hingga aku kesulitan.
Cerita Dewasa - Aku jepit kakinya dengan pahaku lalu CD-nya aku tarik paksa sampai di bawah lututnya terus aku berdiri sedikit buat melepas CD-nya tadi habis itu aku kangkangi pahanya sembari aku arahkan penisku yang sudah tegang berat ke vagina Christ yang ada di sudut tempat tidur itu. Setelah kepala penisku menyentuh mulut vaginanya, aku pegangi pinggulnya biar Christ agak diam nggak meronta-ronta supaya aku bisa menyodok dengan mantap, gerakan pinggul Christ sudah dapat aku tahan lalu aku cepat-cepat menyodok penisku sekeras-kerasnya ke vaginanya, sesaat kelihatan gerakan Christ yang berontak tertahan selama aku dorong masuk penisku tadi sampai mentok, seret banget dan masih agak licin, aku lihat Vinvin masih melumat bibir Christ sementara Rere melihat penisku yang sudah menancap 3/4 saja di vagina Christ tadi, setelah aku diamkan beberapa saat, aku tarik lagi penisku lalu kudorong masuk lagi sementara Christ kembali meronta-ronta menambah nikmatnya goyangan liarnya, lama-lama Christ mulai melemah rontanya dan mulai kedengaran desahan Christ, nggak tahunya Vinvin sudah nggak melumat bibirnya tadi. Mendengar desahan dan rintihannya itu bikin aku semakin ganas, tanganku mulai meraba ke atas dibalik T-shirtnya sampai menyentuh buah dadanya yang masih terbungkus bra.
Lalu aku singkap bajunya ke atas terus Vinvin membantu membukakan bra Christ tadi sementara Rere sudah melepaskan pegangan tangannya dan Rere mengambil guling lalu memeluk guling itu sambil menggigit bibirnya sambil terus melihatku yang lagi "ngerjain" Christ dengan ganas, lalu Vinvin ke kamar mandi sementara aku semakin percepat gerakanku yang semakin keras sambil kuremas-remas dan kujilati puting buah dadanya yang sudah merah merona serta desahan dan rintihan Christ yang menambah nafsuku. Rupanya rontaan Christ yang liar membuatku semakin cepat keluar, baru 5 menitan aku sudah nggak tahan lagi, aku dorong keras-keras sambil kupeluk Christ sekencang-kencangnya sampai Christ nggak bisa nafas tapi masih tetap menggoyang pinggulnya, aku ejakulasi 30 detik lamanya kemudian Christ gantian mendekapku sambil menggigit telingaku sembari melenguh menahan kenikmatan yang baru dia rasakan, sementara penisku yang masih di dalam vagina Christ terasa hangat karena cairan yang keluar dari vaginanya tadi. Cerita Dewasa - Christ orgasme sampai 15 detik lalu aku terkulai lemas di samping tubuh Christ lalu Vinvin kembali ke tempat tidur lagi dan kami berempat pun terdiam tanpa ada yang berbicara sampai tertidur semuanya.
Ups, Maaf Tante …
Kejadiannya masih belum lama. Waktu itu aku sedang main ke rumah sahabatku, sebut saja namanya Coky. Kami berteman sejak SMA dan meskipun sekarang beda perguruan tinggi, tapi kami masih aktif bertemu. Selain aku, juga ada 2 teman kami yang lain. Rumah Coky jadi sasaran kami saat libur semesteran karena ia punya PS3 dan Xbox. Kami semua memang gila game.
Sedang asyik-asyiknya main game, aku kebelet kencing. Buru-buru aku ke kamar mandi yang ada di belakang. Waktu itu pintu kamar mandi agak terbuka sedikit. Tanpa pikir panjang, aku masuk saja dan langsung mengeluarkan “anuku” dari celana.
Aku sangat kaget karena di dalam kamar mandi ada mamanya Coky, sebut saja namanya tante Linda, sedang mengelap tubuhnya dengan handuk. Makanya aku tak mendengar kecipak air, karena mungkin tante Linda baru selesai mandi.
Tante Linda tak kalah terkejutnya. Ia terlihat salah tingkah dan secara spontan menutup tubuhnya dengan handuk.
Tampaknya tante Linda baru pulang kerja dan langsung mandi. Aku dan teman-temanku yang sibuk nge-game di kamar Coky tak sadar kalau hari sudah sore.
“Ups, m-maaf, tante…”, cuma itu yang keluar dari mulutku dan aku balik keluar dari kamar mandi sambil mengancingkan resleting celanaku. Setelah menutup pintu kamar mandi, dengan berlari-lari kecil aku menuju ke kamar mandi pembantu di dekat halaman belakang rumah Rico.
Aku benar-benar malu dan tak tahu harus berbuat apa. Di lain pihak, tubuh telanjang tante Linda yang mulus terbayang terus di otakku. Usai buang air kecil, kuhela nafas dalam-dalam agar bisa tenang. Untung aku tidak bertemu tante Linda lagi saat aku kembali ke kamar Coky. Mungkin ia sudah masuk ke dalam kamarnya. Sampai di kamar Coky, aku kembali bermain seperti biasa, seolah tak terjadi apa-apa, walaupun sebenarnya jantung berdebar-debar.
Setelah kejadian itu aku masih agak canggung bila bermain ke rumah Coky, malu kalau bertemu mamanya. Mudah-mudahan ia tidak marah padaku gara-gara aku nyelonong saja ke kamar mandi. (*)
Pacar Posesif(?)
Aku barusan jadian ama cowo, tapi udah ngatur banget. Aku ngga boleh bergaul sama si ini, si itu, trus nyuruh aku pake jilbab. Sebel banget, tapi aku sayang banget ama dia. Aku mesti gimana dong?!
Jawab:
Lho, bukannya bagus pacarmu nyuruh kamu pakai jilbab? Sesuai syariat agama Islam, gadis seusiamu memang sudah wajib pakai jilbab. Seharusnya kamu bersyukur punya pacar yang mengajak pada kebaikan.
Sudah berapa banyak gadis seusiamu yang menyesali nasibnya karena terjerumus dalam gaya berpacaran yang kelewat batas. Entah janji-janji manis apa yang diumbar oleh pacar mereka, hingga dengan mudah memberikan semuanya pada sang pujaan hati.
Ingat, saat seorang gadis menyerahkan dirinya kepada sang pacar dengan mengatasnamakan cinta, ia ibarat membeli tiket sekali jalan. Tak ada kesempatan untuk kembali, karena ia telah terpuruk dalam pemberhentian bernama penyesalan.
Jadi, sebelum kamu menjadi salah satu dari mereka, cobalah buka mata dan hatimu lebar-lebar. Mungkin pacarmu melarang kamu bergaul dengan sembarang orang karena sudah tahu betul watak sebenarnya dari mereka.
Hanya saja, ngaturnya memang harus dilihat seberapa dalam, apakah karena punya alasan yang masuk akal atau adanya unsur posesif (rasa memiliki yang berlebihan). Kamu yang bisa menilai itu. Jika perlu, carilah informasi sebanyak-banyak tentang sifat pacarmu dari sahabat-sahabatnya, bagaimana latar belakang keluarganya, siapa saja yang pernah jadi pacarnya, atau bagaimana prestasinya di sekolah.
Wajar jika orang yang sedang jatuh cinta sayang banget pada pacarnya. Tapi kamu harus tetap bisa berpikir realistis. Jika memang ia sayang padamu, maka tidak seharusnya ia memaksakan kehendaknya. Walaupun memakai jilbab adalah wajib bagi setiap wanita yang telah akil balig, namun selayaknya kesadaran itu muncul dari dalam diri sendiri. Bukan paksaan orang lain atau demi mengikuti trend/ mode. Itu sama saja dengan munafik.
Asal tahu saja, wanita berjilbab akan terlihat cantik dan anggun. Akan lebih cantik dan anggun lagi jika diimbangi dengan ibadah wajib lainnya.
Jika setelah kamu berjilbab dan suatu saat tangan pacarmu mulai menggerayangimu, itulah saatnya kamu mempertanyakan itikad baiknya, karena pada saat itu ia telah menjadi seekor serigala berbulu domba. (jbss)
Cinta Satu Malam
Perceraian itu sangat menyakitkan karena suamiku berselingkuh dengan mantan pacarnya waktu SMP. Mereka bertemu dalam sebuah seminar dan lalu mulai saling kontak hingga akhirnya ke tempat tidur. Hubungan mereka berjalan hampir dua tahun ketika perselingkuhan mereka dipergoki oleh suami selingkuhannya. Selingkuhannya dicerai oleh suaminya, sedangkan suami dipecat dari pekerjaannya.
Gara-gara perceraian itu aku berhenti dari pekerjaanku dan melanglang ke beberapa kota untuk menenangkan diri. Di sebuah kota, sebut saja kota Y, aku sempat bekerja beberapa bulan, tapi kemudian mengundurkan diri untuk mencari pengalaman baru di kota lain lagi.
Di kota Z, aku di terima bekerja di sebuah perusahaan swasta terkemuka. Baru 3 bulan aku bekerja, aku diperintahkan untuk menjadi wakil manager cabang di kota X, yang artinya aku harus kembali ke kota di mana mbak Ina (nama samaran) kakak kandungku tinggal bersama keluarganya.
Berat rasanya harus kembali ke kota X yang penuh kenangan buruk kehidupan perkawinanku. Tapi karena aku merasa nyaman bekerja di perusahaan itu, di samping gajinya jauh lebih besar daripada gaji yang kuterima sebelumnya, akupun menguatkan hati untuk menerima tugas itu. Selain itu juga karena ada mbak Ina.
Seperti halnya aku, mbak Ina juga pendatang di kota X ini. Hanya saja ia lebih dulu tinggal di sini sejak mas Jamal dapat tawaran kerja baru dengan gaji dan fasilitas yang lebih baik dari pada sebelumnya. Mbak Ina jugalah yang membantuku mengurus perceraianku, karena sejak suamiku kepergok selingkuh, aku langsung pergi dari rumah kontrakan yang kutinggali bersama mantan suamiku untuk kemudian menetap sementara di kota Y.
Sejak mulai bekerja di kota X lagi sebenarnya aku punya cukup banyak “penggemar” dalam arti laki-laki yang mendekatiku. Tapi aku masih trauma dengan kejadian di masa lalu, walaupun ada salah satu dari mereka yang menarik hatiku dan hubungan kami sudah cukup dekat, namun aku belum berani memutuskan untuk menerima cintanya. Dia adalah seorang duda beranak satu dan mempunyai kedudukan mapan di sebuah instansi pemerintah. Sebut saja namanya Adit, umurnya sekitar 40 tahunan.
Suatu hari mbak Ina mendatangiku di kantor dan minta tolong padaku untuk menjaga anak-anaknya, karena mas Jamal (suami mbak Ina), sebut saja begitu, tidak bisa cuti, bahkan harus kerja lembur hingga larut malam mengawasi proyek yang harus dikebut. Sementara mbak Ina sendiri mengikuti acara keagamaan bersama rombongan ibu-ibu warga kampungnya ke luar kota dan baru pulang esok harinya.
Jadilah hari itu aku cuti kerja untuk menjaga anak-anak mbak Ina. Bagiku, rumah mbak Ina sudah seperti rumahku sendiri karena aku sudah terbiasa menginap di situ saat libur. Lagipula, pasca cerai aku sempat tinggal di rumah mbak Ina selama hampir 1 bulan sebelum aku mendapatkan tempat kos yang cocok.
Tak heran kalau anak-anak mbak Ina cukup dekat denganku dan aku sangat sayang pada mereka. Anak mbak Ina yang pertama, Ika (nama samaran), sudah kelas 5 SD, sedangkan yang kedua, Oki (nama samaran), masih 2 tahun. Bagiku mereka sudah kuanggap seperti anakku sendiri karena aku tidak punya anak.
Jika menginap di rumah mbak Ina, aku biasanya tidur di kamar Ika, walaupun ada satu kamar kosong yang sengaja disediakan jika ada kerabat yang datang menginap di situ. Karena Oki masih kecil, ia tidur bersama mbak Ina dan Mas Jamal.
Kadang aku iri melihat kebahagiaan rumah tangga mbak Ina. Ia sungguh beruntung. Suaminya baik, anak-anaknya pun cakep-cakep dan sehat. Aku hanya bisa menatap pilu saat mereka berkumpu bersama dan bersenda-gurau.
Hari itu aku tak berencana untuk menginap, karena kupikir mas Jamal lembur tidak sampai larut malam. Jadi bila mas Jamal datang, aku bisa pulang ke rumah kosku. Tapi saat Oki minta ditemani tidur jam 8 malam mas Jamal tak kunjung pulang. Hujan pun turun cukup deras waktu itu. Aku menidurkan Oki di kamar mbak Ina, sedangkan Ika sedang sibuk mengerjakan PR. Saat menidurkan Oki itulah aku kemudian ketiduran juga.
Tiba-tiba dalam tidurku aku merasakan nikmat yang sudah lama tak pernah kurasakan. Aku tak kuasa membuka mataku. Apalagi kamar dalam keadaan remang-remang dan udara dingin dari AC di kamar, kukira aku sedang bermimpi.
Dalam mimpiku, seorang laki-laki memainkan bagian bawah tubuhku dengan lidahnya. Cukup lama ia melakukan itu hingga membuatku tubuhku menggelinjang dan tanpa sadar kubuka lebar kedua kakiku agar laki-laki itu makin leluasa memberiku kenikmatan.
Aku baru membuka mataku lebar-lebar saat kurasakan sesuatu menghunjam bagian sensitif tubuhku. Dalam keremangan samar-samar kulihat seorang laki-laki yang sudah sangat kukenal sosoknya menindihku pelan sambil menggoyangkan pinggulnya. Ya, mas Jamal laki-laki itu. Ia tak mengenakan sehelai bajupun. Aku tersentak kaget bukan kepalang. Aku tak menduga kalau ia bakal melakukan itu padaku.
Secara spontan aku meronta dan mencoba mendorong tubuhnya agar ia menghentikan perbuatannya saat ia mencumbui leher dan dadaku. Tapi entah kenapa aku seperti tak punya daya. Justru saat meronta itu aku merasakan kenikmatan yang spontan membuatku mendesah. Nalarku seolah berada di persimpangan, antara marah dan hasrat yang meletup-letup akibat sensasi nikmat yang kurasakan saat aku masih setengah sadar tadi.
Meski mulutku tak henti-hentinya mengatakan “Jangan, mas” atau “Sudah, mas”, tapi kenyataannya batinku berharap sebaliknya. Akal sehatku sudah lebur dalam panasnya api birahi seiring dengan goyangan tubuh mas Jamal di atasku yang makin cepat hingga ranjang tempat kami bergumul berguncang keras.
Aku hampir mencapai klimaks ketika tiba-tiba mas Jamal menghentikan aksinya. Aku hanya memandangnya dengan tatapan kosong saat mas Jamal mencabutnya lalu turun dari ranjang. Kupikir ia sudah selesai, padahal kulihat miliknya masih berdiri tegak. Ternyata ia mengambil kasur lipat di bawah ranjang lalu menggelarnya di lantai. Tampaknya ia khawatir guncangan di ranjang akan membuat si kecil terbangun, sehingga segera mengambil keputusan untuk pindah arena.
Dan ketika mas Jamal mengulurkan tangannya sebagai isyarat agar aku pindah ke kasur lipat dan memintaku untuk pindah posisi di atas sambil kedua tangannya melucuti dasterku, aku menurut saja seperti kerbau dicocok hidungnya. Bahkan aku membantunya mengepaskan miliknya agar bisa segera masuk.
Karena leluasa bergerak, aku jadi makin kehilangan kontrol dan entah sadar atau tidak tubuhku makin kencang bergoyang di atas tubuh mas Jamal, sementara jemari tangannya menjelajahi setiap jengkal tubuhku, termasuk meremas dadaku dengan penuh gairah.
Kemudian mas Jamal duduk dengan tubuhku masih di atasnya dan lidahnya yang hangat langsung menjelajahi dan sesekali menghisap dadaku secara bergantian. Meski begitu aku tak bisa menghentikan gerakan tubuhku karena aku merasakan hentakan birahi yang kian memuncak.
Aku memekik tertahan dan tubuhku meregang manakala kucapai klimaks. Aku memperlambat goyanganku agar bisa menikmati orgasmeku, tapi mas Jamal kembali berbaring terus menggoyang tubuhnya sambil menaik-turunkan bokongku. Mau tak mau, aku pun mengikuti irama yang dibuat mas Jamal.
Walau letih telah mendera, tapi aku masih ingin mereguk lebih banyak lagi. Kurebahkan tubuhku di dada mas Jamal yang bidang dan berbulu lembut, lalu kupagut bibirnya dengan penuh nafsu saat puncak kenikmatan kembali tumpah ruah memenuhi sekujur tubuhku.
Setelah puas saling pagut, mas Jamal memintaku untuk mengambil posisi nungging agar ia bisa melanjutkan hunjamannya dari belakang. Mula-mula ia melakukan pelan-pelan dan makin lama makin cepat. Kenikmatan yang luar biasa kembali merasukiku dan aku tak kuasa untuk tak memekik saat puncak kepuasan mengoyakku untuk ke sekian kali.
Begitu kurebahkan tubuhku, mas Jamal langsung menancapkan kelelakiannya padaku yang sudah sangat basah. Kali ia menyerangku dengan hunjaman cepat tapi teratur. Kudengar desah dan nafasnya makin memburu pertanda ia hendak mencapai puncak kenikmatan. Gairahku pun kembali meletup-letup. Kedua tanganku merengkuh bokongnya, mengikuti irama guncangannya sambil sesekali mendorongnya agar melesak lebih dalam.
Dan malam itu aku membuktikan satu hal, bahwa mas Jamal adalah seorang laki-laki sempurna. Ia tak Cuma baik dan dermawan. Mas Jamal juga seorang laki-laki yang sangat menyayangi keluarganya. Ia juga pekerja keras. Selain itu, ia perkasa di ranjang. Jika kuhitung-hitung, mungkin sekitar 4 atau 5 kali orgasme kurasakan saat mas Jamal memuntahkan lahar panasnya ke perut hingga dadaku disertai erangan panjang. Mungkin itu karena kegemarannya bermain voli dan futsal hingga membuat nafasnya begitu kuat. Apalagi ia tidak merokok.
Aku terkapar dengan nafas tersengal dan saat itulah akal sehatku kembali muncul. Terbayang di benakku wajah mbak Ina hingga membuatku merasa bersalah. Aku juga malu pada mas Jamal, karena tadi menolak, belakangan justru pasrah saja disuruh gaya macam-macam. Jangan-jangan, setelah kejadian itu ia menganggapku perempuan murahan, pikirku saat itu. Tak terasa, air mataku pun menitik.
Waktu mas Jamal hendak memelukku, aku spontan membalikkan tubuh memunggunginya. Tak kupedulikan cairan hangat di tubuhku mengalir ke kasur. Mas Jamal tampaknya tahu gejolak perasaanku. Dengan lembut dipeluknya tubuhku dari belakang, diciuminya rambutku, sambil menanyakan apakah aku menyesal melakukan itu. Aku mengangguk lemah di sela isakanku. Kembali ia berbisik, kalau ia khilaf dan meminta maaf padaku.
Kemudian, sambil berbaring memelukku, mas Jamal cerita, ketika pulang lembur sekitar jam 1 malam, ia melihatku tertidur di samping Oki dengan dasterku sedikit tersingkap. Tadinya ia ingin membenahi dasterku, tapi ketika tangannya terjulur ke arahku, aku beringsut menghadap ke arahnya hingga membuat dasterku makin tersingkap. Celana dalam hitam yang kukenakan membuat kelelakiannya tergugah.
Apalagi, katanya, aku tidur agak sedikit mengangkang. Ia yang baru mandi dan masih bersarung handuk tak kuasa menahan birahinya. Itulah sebabnya kemudian ia nekad meraba lalu menciumi bagian bawah tubuhku dan karena aku tak menunjukkan tanda-tanda terbangun, pelan-pelan ia melepas celana dalamku dan mulai memainkan lidahnya di sana.
Ia makin bernafsu karena mendengarku mendesah. Mas Jamal mengira aku senang dengan apa yang dilakukannya padaku.
Kenikmatan yang kukira mimpi itu ternyata benar-benar terjadi dan birahiku sudah terlanjur bergolak untuk menolaknya.
Sejak kejadian itu aku selalu dihinggapi perasaan bersalah setiap kali bertemu mbak Ina. Aku telah mengkhianati kepercayaannya dengan menyerahkan tubuhku kepada mas Jamal meski aku tak pernah merencanakan atau membayangkan sebelumnya. Namun di sisi lain, dalam kesendirianku kerap muncul bayang-bayang pergumulanku dengannya hingga membuat perasaanku pada mas Jamal campur aduk, antara benci dan rindu.
Dua hal itu bagaikan dua sisi mata uang yang selalu menghantui benakku. Hati kecilku tak dapat memungkiri, bahwa kebutuhan biologisku yang telah lama tak tersalurkan terbayar lunas oleh mas Jamal malam itu.
Tapi aku tak mau larut dalam dualisme perasaan itu. Bagaimanapun aku tak mungkin memiliki mas Jamal. Aku mulai membuka diri pada mas Adit. Ia sangat baik, sabar dan penuh perhatian. Lagipula anak laki-laki semata wayangnya yang berusia 13 tahun maupun kedua orang tua mas Adit menerima kehadiranku di tengah-tengah mereka. Itulah sebabnya aku tak menampik ketika ia nyatakan ingin melamarku.
Aku menikah dengan mas Adit tepat delapan bulan sejak “cinta satu malam”ku bersama mas Jamal terjadi. Dengan mas Adit aku mendapatkan 1 anak perempuan dan saat ini aku sedang hamil lagi.
Tak banyak yang jadi harapanku selain bahwa rumah tangga keduaku ini akan mampu bertahan hingga akhir hayatku, walau dengan membawa kenangan “dosa terindah” sebagai salah satu “noda” dalam perjalanan hidupku. (*)
Seperti diceritakan Ita kepada kontributor JBSS pada akhir 2012 lalu dan telah mendapat persetujuan dari ybs untuk ditayangkan.

















