Laki-laki Terlugu di Dunia

Ben (nama samaran), 34 tahun, Somewhere :

Pengalaman ini waktu aku kuliah di Jogja, dan menjadi pengalaman paling mengesankan dalam hidupku.

Di Jogja aku kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Jogja. Tempat aku kos lumayan nyaman biarpun agak jauh dari kampus.

Suatu hari aku ditelepon kakak iparku, sebut saja namanya teh Wita, kalau minta dijemput di stasiun. Teh Wita ditugaskan oleh kantornya untuk ikut acara seminar di Jogja selama 2 hari.

Teh Wita adalah istri kakak tertuaku, mas Tom (nama samaran). Wajahnya lumayan lah, mirip seperti artis Bollywood, Priyanka Chopra, cuma agak tuaan dikit, pinggang dan pinggulnya gedean dikit. Meskipun waktu itu usianya sudah kepala 4, tapi tubuhnya masih bagus. Padahal anaknya sudah tiga. Memang lebih gemuk dibandingkan waktu menikah dengan mas Tom dulu, tapi jauh lebih mendingan dibandingkan kebanyakan wanita seusianya yang biasanya gembrot.

Hubunganku dengan teh Wita dan anak-anaknya cukup akrab. Waktu aku SMP sampai SMA sering nginap di rumahnya yang cukup besar. Tujuanku menginap selain karena rumahnya besar, juga banyak mainan milik anak-anaknya. Favoritku adalah mainan mobil radio control.

Sebagai adik ipar yang baik, aku siap membantunya. Itulah sebabnya aku rela terkantuk-kantuk menunggu kereta yang ditumpangi teh Wita yang datang jam 3.30 pagi. Untung barang bawaannya tidak banyak, jadi masih muat kuangkut dengan motorku. Dari stasiun, aku langsung mengantarnya ke hotel yang sudah dibooking oleh kantornya.

Setelah semua urusan di hotel selesai dan aku bersiap hendak kembali ke kos, teh Wita minta tolong kepadaku untuk mengantarnya berkeliling Jogja cari oleh-oleh buat mas Tom dan anak-anaknya sore hari usai seminar hari pertama. Aku bersedia karena kebetulan tidak ada kuliah sore hari itu.

Sesuai janjiku, aku menjemput teh Wita di hotel selepas Maghrib. Dengan sepeda motorku, kami berboncengan menuju tempat-tempat penjualan oleh-oleh dan suvenir sebelum kemudian makan di lesehan.

Dalam perjalanan pulang tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Padahal saat itu jalanan sedang ramai. Aku panik juga, karena tak ada tempat untuk berteduh. Karena sudah dekat dengan hotel, teh Wita menyuruhku untuk langsung saja meluncur ke hotel. Tak ayal, kami berdua basah kuyup begitu sampai hotel.

Begitu masuk kamar, aku bermaksud langsung ke kamar mandi untuk mengguyur tubuhku dengan air hangat agar tak kena flu, tapi kuurungkan karena aku baru ingat kalau sekat kamar mandinya hanya berupa kaca. Tentu saja aku malu mempertontonkan tubuh bugilku di hadapan teteh.

Tapi teh Wita menyuruhku untuk segera mandi. Dinginnya AC kamar membuat tubuhku menggigil kedinginan. Karenanya kubuang jauh-jauh rasa malu dan kupatuhi perintah teh Wita. Toh teh Wita tetehku juga.

Saat aku mengguyur kepalaku dengan shower (pancuran) air hangat, tiba-tiba teh Wita nyelonong masuk juga ke kamar mandi. Spontan aku menoleh ke arahnya. Ternyata ia sudah berbalut handuk saja sambil menenteng baju ganti. Tanpa basa-basi ia melucuti handuk penutup tubuhnya lalu menggantungnya di hanger. “Buruan, Ben. Teteh juga kedingingan nih”, katanya. “Nih sabunnya, minggir dikit”, lanjutnya seraya menyodorkan sebotol sabun cair lalu mendorong tubuhku menjauh dari shower. Lalu dengan cueknya, ia mulai mengguyur tubuhnya. Ia sama sekali tak canggung, seolah aku yang juga bugil tak ada di situ.

Aku terpana melihat pemandangan yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Sudut mataku mencuri-curi pandang tubuh bugil teh Wita yang putih mulus. Dadanya juga masih bagus. Ia tampak begitu sexy walaupun sudah terlihat lipatan-lipatan lemak di perutnya. Tapi aku tak mau dianggap kurang ajar. Buru-buru kupalingkan wajahku ke dinding dan mulai membasuh tubuhku dengan sabun. Aku bisa menyembunyikan detak jantungku yang berdegup kencang, tapi tidak dengan organ kelelakianku yang mendadak berdiri tegak akibat pemandangan langka itu.

Apa yang kulakukan kemudian? Kusergap teh Wita dari belakang, kucumbui dan kugerayangi setiap jengkal tubuh mulusnya. Teh Wita spontan mengimbangi aksiku dengan meremas-remas “senjataku” yang mengeras. Lalu teh Wita jongkok di depanku dan mulai melumat milikku dengan semangat. Karena sudah tak tahan lagi, kudorong lembut teh Wita ke lantai kamar mandi dan giliranku untuk melakukannya.

Benarkah itu yang kulakukan?

Tidak, tidak. Itu hanya khayalan sekilas yang muncul dibenakku. Aku terus membasuh tubuhku dengan sabun tanpa sedikitpun berani menoleh ke arah teh Wita. Bila tak ingat situasi, aku pasti sudah onani saat itu. Baru aku menoleh setelah teh Wita menyingkir dari pancuran dan memberiku kesempatan untuk membilas tubuhku. Aku menggeser posisiku ke arah shower dengan membelakangi teh Wita. Aku malu jika teh Wita melihat milikku tegang.

Selesai membilas, kuraih salah satu handuk hotel.

“Ben duluan ya, teh”, kataku sambil berlalu dari kamar mandi.

“Ada kamerjas di almari, Ben. Ambil aja”, kata teh Wita sambil terus mengguyur tubuhnya dengan air hangat.

Meski aku berada di luar kamar mandi, aku masih bisa melihat lekuk tubuh teh Wita meskipun samar-samar karena permukaan kaca tertutup embun. Ia masih asyik mengeramasi rambutnya yang panjang terurai.

Kunyalakan TV untuk mengalihkan perhatianku pada teh Wita. Tapi, konsentrasiku tak sepenuhnya tertuju ke layar TV. Aku masih belum percaya dengan kejadian yang kualami barusan. Aku mandi bersama dengan seorang wanita dewasa bertubuh indah dan aku tidak melakukan apa-apa.

Aku tak habis pikir, kenapa teh Wita begitu cueknya. Mungkin aku sudah dianggap seperti anaknya sendiri karena ia telah menjadi bagian dari keluarga besarku sejak aku SD. Tapi seharusnya ia berpikir, aku bukan anak kecil lagi. Bagaimanapun aku adalah orang lain. Dan aku laki-laki normal yang bisa bangkit birahinya melihat tubuh telanjang wanita dewasa.

Kecamuk di benakku makin berkembang. Apakah teh Wita melakukan itu untuk memancingku agar “menyerangnya”? Apakah ia berlama-lama di kamar mandi karena menungguku kembali ke sana dan bertindak sebagaimana laki-laki jantan?

Tiba-tiba lamunanku dikejutkan dengan teriakan teteh dari dalam kamar mandi. Ia menyuruhku menelepon OB hotel untuk melaundry baju dan celanaku yang basah.

Tak berapa lama, teh Wita keluar dari kamar mandinya dan telah mengenakan daster batik yang ia beli tadi. Rambutnya terbalut handuk putih.

Sambil menunggu selesainya laundry, aku ngobrol dengan teh Wita. Ia tampak biasa saja, padahal mata laki-lakiku telah menelan bulat-bulat lekuk liku tubuhnya meski sekilas. Akupun berusaha menyembunyikan kecanggunganku.

Satu jam kemudian OB mengantar baju kami yang sudah kering dan rapi terlipat. begitu hujan reda aku berpamitan pada teh Wita.

Esok harinya aku berharap “ketiban rejeki” lagi. Tapi memang benar kata orang bijak. Tak ada kesempatan yang sama datang dua kali. Saat aku tiba di hotel sekitar jam 6 sore, teh Wita sudah rapi dan mengemasi barang-barangnya. Ia akan pulang dengan naik kereta api jam 8 malam. Setelah makan malam di restoran hotel, teh Wita check out lalu kuantar ke stasiun naik taksi, karena barang bawaannya tambah banyak.

Meskipun kejadian itu terjadi sekitar 10 tahun lalu, tapi aku tak pernah bisa lupa. Dan meskipun saat ini teh Wita makin gemuk dan chubby, tapi gurat kecantikannya masih jelas terlihat di wajahnya dan di ingatanku, lekuk liku tubuhnya adalah lekuk liku tubuh yang kulihat 10 tahun lalu. (*)
readmore »»  

Rexona Serba Guna

Miss X, 23 tahun :


Entah kenapa nafsuku selalu menggebu-gebu jika melihat adegan mesra di film, terutama film India. Kalau sudah begitu, tak ada cara lain selain menyalurkannya dengan masturbasi.

Aku jadi suka masturbasi gara-gara waktu SMA keseringan nonton film porno bareng teman-teman cewekku. “Itu”ku jadi cepat basah kuyup biarpun filmnya belum selesai. Aku jadi sering terbayang-bayang adegan di film.

Di rumah, kamarku ada di lantai 2. Kebiasaan bermasturbasi berawal waktu aku coba tidur telanjang, karena kata temanku, tidur telanjang akan membuat kulit kita jadi sehat. Tapi bukannya bisa tidur, aku malah coba-coba mencari kenikmatan dengan jari-jariku. Bahkan aku jadi terangsang saat melihat tubuh telanjangku sendiri di cermin.

Mula-mula aku masturbasi dengan jari sambil nonton adegan porno di laptopku. Karena kurang puas, aku cari alat lain. Kebetulan aku punya Rexona deodoran. Dengan Rexona aku merasakan sensasi yang berbeda jika dengan jari. Tapi aku tak berani terlalu dalam, takut koyak keperawananku. Bagaimanapun, aku ingin tetap perawan saat menikah nanti.

Begitu nafsuku memuncak, aku segera beralih menggunakan guling. Kugesek-gesekkan “itu”ku ke guling dengan goyangan yang makin lama makin cepat. Aku terkapar kelelahan saat mencapai orgasme. Dengan begitu aku bisa tidur nyenyak dan saat bangun badan rasanya segar.

Itulah sebabnya saat bete atau galau, aku selalu bermasturbasi. Pikiran jadi plong!

readmore »»  

Ketagihan Ngintip

Mona (bukan nama sebenarnya), 24 tahun, Payakumbuh :

Ini cerita tentang pengalaman sahabatku, sebut saja namanya Tita, yang sempat membuatnya terperangkap dalam kebiasaan buruk, yaitu masturbasi. Aku tak bermaksud menceritakan aib yang dialaminya, tapi untuk memotivasi siapapun yang mengalami seperti Tita agar bisa bangkit dari masalah yang dihadapinya.

Setamat SMP, Tita hijrah ke kota X untuk melanjutkan SMA. Di kota X Tita numpang di rumah kakak perempuannya yang bernama Dessy (nama samaran). Saat itu uni Dessy baru 3 bulan menikah dengan uda Yan yang berprofesi sebagai asisten mandor.

Hari ke tiga Tita tinggal di rumah ni Des, ia mengalami suatu kejadian yang tak pernah ia alami sebelumnya. Tita punya kebiasaan tidur jam 8 malam dan bangun jam 4 pagi. Tapi malam itu, sekitar jam 11, ia terjaga karena ingin buang air kecil. Ketika bangun ia mendengar suara mendesah yang jelas terdengar dari kamarnya yang bersebelahan dengan kamar ni Des dan hanya disekat oleh dinding kayu.

Tita yakin itu suara ni Des. Karena penasaran, Tita naik ke meja belajarnya dan melalui celah antara sekat dengan atap Tita melihat ni Des duduk di atas da Yan sambil bergerak naik turun. Keduanya telanjang bulat. Tita sangat takjub melihat itu dan ia tak bisa menghentikan keinginannya untuk terus melihat.

Sejak kejadian itu Tita selalu saja memikirkannya. Ia pun jadi ketagihan untuk mengintip uninya berhubungan intim. Mungkin karena pengantin baru, ni Des dan da Yan hampir setiap hari melakukan itu dan Tita tak pernah melewatkan sedikitpun untuk mengintip.

Kemudian, setiap kali mengintip, Tita jadi basah dan terangsang. Waktu terangsang, ia mulai mengusap-usap bagian kewanitaannya dan itu membuatnya ketagihan. Akhirnya, setiap mengintip, Tita melepas celana dalamnya agar juga bisa merasakan kenikmatan seperti yang dirasakan oleh uninya.


Suatu hari ia hendak mandi pagi, melongok ke kamar uninya yang hanya tertutup tirai kain. Saat melongok itu ia melihat da Yan sedang telanjang bulat sedang mengusap-usap rambutnya. Ia baru selesai mandi dan keramas. Darah Tita terkesiap melihat milik da Yan yang menggelantung. Tita cepat-cepat pergi dari situ dan ke kamar mandi. Di kamar mandi ia melakukan masturbasi sambil membayangkan sedang bercinta dengan da Yan.

Akhirnya, setiap kali masturbasi, Tita selalu membayangkan milik da Yan. Bahkan, dalam dirinya muncul rasa cemburu setiap kali di Des bermesraan dengan da Yan. Tita jadi sering marah-marah tanpa alasan. Itu berlangsung sampai Tita naik ke kelas 2.

Ni Des heran dengan perubahan sikap Tita. Ni Des tahu aku bersahabat dekat dengan Tita, jadi datang kepadaku untuk menanyakan apa yang terjadi dengan adiknya itu. Aku bilang padanya kalau Tita memang berubah jadi pendiam, tapi tak pernah marah-marah.

Aku berusaha mengorek keterangan dari Tita. Mula-mula ia tak mau cerita. Aku lalu memancingnya lebih dulu dengan menceritakan semua masalahku, termasuk rahasiaku, yaitu naksir guru matematika. Lama-lama Tita mau terbuka lagi padaku. Akhirnya terkuaklah masalahnya.

Tita mengakui kalau ia merasa tersiksa dengan kebiasaannya itu. Ia tahu itu dosa, tapi setiap kali mendengar desahan kakaknya di balik kamar, ia tak kuasa membendung nafsunya untuk masturbasi.

Aku sempat terkejut mendengar cerita Tita yang blak-blakan. Aku jadi iba melihatnya. Ia seharusnya belum boleh melihat adegan itu, tapi nasi sudah jadi bubur. Sebagai sahabat, aku bertekad membantunya.

Langkah pertama yang kulakukan adalah pindah dari rumah uninya. Dan karena di rumahku ada kamar kosong, bekas kamar udaku yang pindah ke Palembang, aku menawarkannya ke Tita, gratis.

Di sekolah, aku juga melibatkannya dalam kegiatan intra dan ekstra kurikuler. Selain itu, Aku mengajaknya ikut pengajian remaja di kampungku.

Waktu kuusulkan untuk konsultasi ke psikolog, Tita menolak. Katanya, cukup aku saja yang tahu rahasianya. Ia malu untuk menceritakan ke orang lain, apalagi psikolog yang kutawarkan itu sepupuku sendiri. Meski begitu, aku salut pada kegigihan Tita untuk menghilangkan kebiasaan buruknya. Semua itu berkat pengajian remaja yang banyak mengupas masalah remaja dari sisi agama.

Selepas SMA, Tita bekerja di Padang. Sampai sekarang kami masih tetap saling bertukar kabar. Berita terakhir yang kudengar darinya, ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Aku bersyukur bisa membantu sahabatku dari masalahnya. Semoga ia sukses dan selalu dilindungi Allah SWT. Amin. (*)
readmore »»  

Diperkosa Lima Lelaki Secara Bergiliran

Diperkosa Lima Lelaki Secara Bergiliran || sipemuas.comsipemuas.com - Cerita ngentot ini untuk lu yang suka kekerasan. Cerita ini berawal dari seorang perempuan yang seksi lalu diperkosa oleh lima orang mahasiswa. Meskipun usia pernikahanku dengan Mas Eka telah menginjak enam tahun, kite-kite belum juga dikaruniai anak. Padahal hubungan seksku dengan suamiku berjalan seakan-akan yang dilakukan banyak orang. jangan lewatkan cerita dewasa awalnya Cerita sex diperkosa teman sekelas
Sebut saja namaku Agnes (29 tahun). Aku selisih lima tahun dengan Mas Eka
. Jujur kuakui, suamiku itu memang orangnya cakap dengan badan yang atletis. Dalam bentuk barang pun, dia mencukupiku bahkan berlebih-lebihan.
Mobil Jaguar saja ia belikan untukku. Setiap hari aku selalu disibukkan oleh acara-acara yang kubuat sendiri. Mulai creambath di salon, spa, maupun mandi sauna. Di hampir semua restoran mewah, awak selalu disambut dengan hangat karena aku memang sering makan di sana serta biasa memberikan tips berlebih.
Di usia pernikahanku ini yang sekarang ini, suamiku masih abadi menyayangi dan terus memanjakanku. Demikian juga denganku. Apapun yang dia minta selalu kuberikan, meskipun pernah suatu saat aku sudah tertidur kecapekan, kanda esa dengan manja memintaku untuk bercinta. awak tak segan-segan bagi melayaninya.
Seperti biasa, saat ego melayani kebutuhan biologis suamiku, dia selalu mencumbuiku dengan penuh nafsu serta digoyangnya tubuhku dengan penuh gairah hingga tersentak-sentak. Satu saja kelemahannya, seperti biasa abang Eka hanya bisa menggoyangku tak sampai sepuluh menit. Dalam diwaktu selama itu, aku bahkan seringkali masih belum orgasme.
cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, berita bokep
Karena rasa sayangku padanya, aku pun hampir selalu berpura-pura sampai kedalam puncak bersamanya. Sayang, sebagai perempuan alami lama-kelamaan ego juga menginginkan cocok dan klimaks pada permainan cinta yang intim.
Bahkan kurasakan gairah seksku kian tradisional bergejolak tak terbendung. Sebagai pelampiasan, aku menguji memuaskan gairah seksku degan berbagai vibrator yang kubeli di sex shop. Dengan vibrator dan ditemani keping-keping VCD porno, aku berusaha memuaskan nafsu seksku.
Hanya saja, itu semua kulakukan tanpa sepengetahuan suamiku. hamba khawatir bila ia amati. Tentunya beliau bakal sangat terpukul bahkan mungkin akan jadi minder.
Namun, di lainnya pihak, semua upaya yang kulakukan bagi memuaskan sendiri nafsu seksku ternyata membuatku merasa semakin gemblung. Gairah seksku yang menggebu-gebu justru semakin tidak terpuaskan. Bahkan ketika aku sudah menambah kesibukanku, tetap saja gairah-gairah ini ada mengganggu.
Di antar kegundahanku itu muncul seorang teman lamaku yang menawarkan usaha membangun rumah di daerah sekitar kampus di Cawang untuk dijadikan tempat kost mahasiswa. sebab kupikir aku mempunyai deposito cukup banyak, maka kuputuskan mengkonsultasikan hal itu bagi raka Eka.
Karena cintanya padaku, Mas Eka pun mendukung rencanaku itu. Sebenarnya dulu aku pernah kuliah arsitektur meskipun tidak lulus karena keburu menikah dengan Mas satu. Karena itu, aku beranikan diri memimpin sendiri projek pembangunan rumah asrama itu walaupun sungguh-sungguh lestari dibantu oleh lembaga kontraktor rekan kakang Eka. Yang jelas, keseluruhan desain rumah itu, aku sendiri yang buat sesuai dengan seleraku.
Setelah rumah ini berdiri, beberapa mahasiswa mulai ngekost di tempat itu. Di pada rumah itu aku sengaja membuat satu-satunya lobi kamar yang cukup besar ataupun tidak disewakan. Pikirku, mungkin satu-satunya saat bisa kugunakan sebagai tempat bersantai bersama-sama suamiku.
Ruangan itu kulengkapi dengan berbagai peralatan rumah tangga seperti furniture, televisi, lemari es, dan AC. Selain itu, di dalamnya juga tersedia kamar mandi sendiri beserta dapur. Ruangan itu juga kadang kugunakan pada awal bulan untuk istirahat sekaligus menarik uang wisma. Ruangan ini sendiri letaknya dikelilingi oleh kamar-kamar kost yang jumlah seluruhnya 20 kamar. Ini pasti baru tahap asal mula. Nanti aku berencana untuk meledakkan lagi jumlahnya.
Di rumah kostku yang besar itu, sekarang gres dihuni oleh tiga belas orang mahasiswa berusia 19-22 tahun yang kebanyakan berasal dari seberang. Kebanyakan dari manusia-manusia itu sesungguhnya masih saling mengenal ataupun saudara renggang. Biasalah, setelah satu manusia merasa cocok, dia lalu mempromosikannya bagi yang lain-lain. Merekalah penduduk awal rumah kostku yang baru kubuka. Sebagian dari oknum-oknum ini membawa komputer
, bahkan televisi dan VCD player.
Saat itu sebenarnya bukan awal bulan. enggak biasanya memang aku datang ke rumah kost di disaat seolah-olah itu. Hal itu kusengaja. Aku hanya ingin mencoba keadaan. Sekalian melepas kepenatan sehabis beli di mal.
Tanpa sengaja, aku melihat dua, tiga, .... lima orang mahasiswa penghuni kostku sedang asyik menonton VCD porno di salah satu kamar yang terbuka pintunya. Aku mengenali mereka semua dengan baik: Edo, Parlin, Franki, Jo, dan Ben. Karena pesawat televisinya menuju ke pintu, ane juga bisa melihat jenis VCD yang sedangkan orang-orang ini tonton. Gangbang... enggak main... anak-anak muda jaman kali ini memang sudah lebih maju.... Dengan geli, kulihat sebagian dari mereka sambil menonton televisi, juga menggosok-gosok bagian selangkangannya yang menyembul.
Aku tertawa kecil melihat tingkah mereka dan ada keisenganku untuk mengganggu mereka. Saat itu mereka belum sadar dengan kedatanganku, maka kutimbulkan kecil kegaduhan dengan menutup keranjang sampah yang terbuat dari seng dengan cukup keras. Ya
, sekarang mereka tahu kalau aku datang....
Lalu aku membuka blazerku sehingga sekarang aku mengenakan tank-top bentuk pink yang melekat ketat di tubuhku serta tertarik sebagian ke atas sehingga memamerkan pusat dan perutku yang rata. Aku yakin, dari jarak sekitar lima meter, mereka pun bisa melihat kedua putingku yang menonjol dari balik tank-top ketatku akibat beta pastinya tidak mengenakan bra. Kebetulan, saat itu aku pun mengenakan rok super mini tanpa stocking, yang dipadu dengan sepatu berhak tinggi merk Gucci. Aku merasa horny sekali... apalagi waktu tahu mereka terganggu keasyikannya menonton dan mencuri-curi pandang kepadaku...
Kugembok pintu gerbang besar untuk masuk ke rumah kostku. Sengaja juga kulakukan itu dengan nada yang cukup keras... bagi menandaskan bahwa kelima penghuni kostku mendengarnya. Lalu sambil melenggang seksi, aku berjalan menuju ruangan pribadiku. Kebetulan areal itu letak pintunya berhadapan terang-terangan dengan pintu kamar tempat kelima mahasiswa itu sedang nonton vcd bokep.
Aku membuka kunci pintu kamarku. Dalam hati aku merasa geli bercampur dengan horny. Dari pantulan lubang angin kamarku, guwe bisa melihat kalau kelima anak muda ini sekarang tidak sedangkan menonton VCD lagi, melainkan sedang memperhatikan diriku. Senang sekali rasanya bisa menggairahkan anak-anak muda itu..... hamba pun masuk, dan sengaja pintu tidak kututup dengan sidang. Masih ada sedikit celah yang terbuka....
Di dalam, aku mengungkap gorden jendela kamarku yang lebar. Ketika terbuka, aku bisa melihat kelima mahasiswa itu jadi buru-buru berpura-pura tak mengamatiku. Aku jadi semakin geli sendiri.... Dengan santai
, kunyalakan AC dan kurebahkan tubuhku sejenak di sofa depan jendela sambil menyalakan televisi.
Sesaat kemudian, sambil menyiapkan minuman dingin, aku beranjak ke kamar mandi maupun merancang bathtub dengan air hangat.
Nah, sekarang tibalah saatnya.... aku merasa deg-degan juga. awak bangkit, dan sambil pura-pura berjalan kedalam sana kemari membereskan barang-barang, aku yakinkan kalau kelima mahasiswa itu masih mencuri-curi pandang mengintipku... Setelah yakin, aku pelan-pelan diawali mencopoti pakaianku... Tank-topku... Rok miniku... dan juga terakhir, CD-ku yang berenda merk Victoria's Secret...
Dalam hati guwe tertawa sekaligus horny, karena tahu sekarang kelima anak muda itu pasti sedang melotot dan menahan air liurnya.... Aku sendiri mengalami selangkanganku melembab.... Lalu aku melenggang kedalam didalam kamar mandi. Pintu kamar mandi tetap kubiarkan terbuka lebar....
Kuceburkan tubuhku ke dalam bathtub. adakalanya kubasuh tubuh mulai dari wajah, leher, sampai ke kaki. Kunikmati sesaat kehangatan cairan sambil kutenangkan pikiranku... Beberapa diwaktu pikiranku melambung... bagaimana seandainya saat ini aku bisa menyalurkan gairahku... dan mencapai puncak kenikmatan....
Setelah selesai, aku kemudian menggunakan shower untuk membersihkan tubuhku... Posisiku saat itu menghadap ke arah pancuran dan membelakangi pintu...
Secara tak sengaja, aku dikejutkan oleh berbentuk tangan yang memelukku dari belakang. manusia ini berusaha menciumiku sambil tangannya menggerayangi maupun meremasi kedua payudaraku.
Dengan tafsir terkejut, kurasakan remasan-remasan tangan itu amatlah penuh nafsu. Orang itu terus mencumbuiku dengan ganas. Dengan sekuat tenaga, aku membalikkan tubuhku...
"Ya ampun, Edo....!!" jeritku. "Bagaimana dikau bisa masuk ke sini?!"
Edo tak menjawabku. Sebaliknya ia kini berusaha mendekap tubuhku dari depan. Ternyata ia pun pernah dalam keadaan bugil. Senjatanya yang gigih kurasakan menggesek-gesek bagian-bagian tubuhku...
"Edo, jangan....!!" ego berusaha melepaskan diri dari dekapan ataupun cumbuannya. Apa daya, tenagaku kalah jauh dengannya. Tubuh kekarnya dengan keras dan mantap mencengkeramku sampai aku ngos-ngosan... Sementara itu mulutnya selalu bekerja mencumbui segala babak tubuhku yang terjangkaunya....
Meskipun aku sudah berteriak namun Edo tetap saja melakukan aksinya. Aku pun tahu kurang ada orang luar yang akan bisa mendengarku... risiko pintu gerbang depan yang kokoh pernah kugembok sendiri.... Akhirnya hamba gagal mengukuhkan kehormatanku... Sambil berdiri, mahluk itu melakukan penetrasi ke dalam tubuhku dan menggoyangku habis-habisan.... gue sempat terhenyak karena tak siap saat menerima penetrasinya. Penisnya ternyata begitu keras dan tubuhku dihunjaminya tanpa ampun.....
Bahkan setelah itu Edo membalikkan tubuhku dan terus menggoyangku selama beberapa saat hingga alhasil mahluk itu runtuh setelah mencapai klimaksnya.
Lalu Edo pun ngeloyor pergi. Dengan bodi selalu basah oleh air sabun maupun keringat serta air mani Edo
, segera kuraih handuk untuk mengeringkan tubuhku. Dengan pikiran yang masih kalut, kukenakan kimono dan keluar dari kamar mandi...
Namun, begitu keluar kamar mandi, aku betul-betul terkejut ketika Franki tiba-tiba muncul dan menubrukku. Aku pertama sadar kalau teman-teman Edo pernah menunggu di luar.... Didorongnya tubuhku dan disandarkannya ke dinding.
"Franki.... jangan...." hamba hanya sempat mengeluh pendek sebab Franki tak peduli maupun tak mau pula menyia-nyiakan kesempatan...
Dalam keadaan berdiri, kimonoku disingkapnya lalu kembali ane disetubuhi dalam keadaan berdiri oleh Franki dengan ganas dan penuh nafsu.... Aku yang sudah kecapekan tak bisa berbuat banyak....
Tubuhku sampai terangkat-angkat dan salah satu kakiku diangkat Franki ke atas. selama disetubuhi Franki, sekilas awak melihat sekeliling. Parlin, Jo maupun Ben tampak sedang menonton invasi kita-kita dengan pandangan nanar.... sedang Edo entah ke mana... Gorden dan pintu kamarku pernah tertutup rapat.
Akhirnya, Franki sampai pada puncaknya. Sementara air maninya masih meleleh keluar dari penisnya yang memenuhi vaginaku... kedua tangannya mencengkeram kedua pergelangan tanganku kedalam tembok... Sementara itu mulutnya dengan ganas menciumi bibirku sampai aku kehabisan napas....
Ketika mahluk itu melepasku, aku pun ambruk ke lantai imbas kecapekan.... Jo lalu menghampiriku maupun memberiku segelas minuman teduh... Aku tidak tahu apakah yang dimasukkan Jo ke dalam minuman itu. Yang jelas rasanya agak aneh... ataupun tak konvensional kemudian menimbulkan imbas yang aneh juga pada tubuhku....
Jo menolongku berdiri lalu melepaskan kimonoku yang acak-acakan. Kemudian ia membopong tubuhku ke tempat tidur. Di sana kembali gue menjadi bulan-bulanan mereka. Jo menciumi ataupun mencumbuku penuh nafsu. Tanpa kusadari, tubuhku mulai merespon permainan mereka... Ketika Jo mulai tidak sabar menggoyangku, aku pun mulai menggeliat mengimbangi getaran Jo yang ajaib itu. Aku juga diawali merintih-rintih nikmat.
"Jooo.... aaah.... oooohhh.... Jooo..."
Melihat reaksiku yang berbeda kepada rekan-rekannya yang terdahulu, tentu saja membuat Jo semakin semangat. kelihatan sekali ia ingin memberikan yang terbaik untukku... Aku pun sama sekali tak memberikan perlawanan terhadap Jo. Aku bahkan memperlakukan Jo sama seperti ketika aku sedang bercinta dengan suamiku...
Melihat itu, Ben jadi tak tahan dan mulai menyerbu juga... dia memaksaku untuk mengulum penisnya... Mulanya ego ragu-ragu... Aku belum pernah melakukan hal seperti itu.... Tapi sepertinya aku mulai mendapatkan daya entah dari mana... Tanpa pikir panjang, kukulum penis Ben yang sudah betul-betul mengeras....
Lama-lama aku merasakan kenikmatan. Gairah-gairahku yang selama ini terpendam, akhirnya seperti lunas terbayar. Bahkan ketika Jo pernah mencapai klimaks dan gantian Ben yang menggoyangku, beta pernah enggak menolak lagi....
Sekarang Ben yang menindih dan berpacu denganku seperti sepasang tali hati sehingga kami berdua mencapai puncak bersama....
Terakhir, masih ada Parlin yang harus kulayani.... Ia pun rupanya pernah tak sabar menunggu gilirannya yang terakhir.... Bagaikan banteng ketaton, ia menindih dan menggoyangku... Kali ini aku mencapai orgasme beberapa kali.... Rupanya Parlin yang paling berpengalaman di antara keempat rekannya... ia cepat mengatur tempo... dan ia pun tampak senang melihatku beberapa bengawan mencapai orgasme lebih mulanya.... Setelah lima belas menit lebih, ia pun menyiramkan spermanya ke tubuhku... Pada saat yang bersamaan, aku pun mencapai orgasme untuk yang ketiga kalinya bersamanya...
Sambil penisnya tetap tertanam di tubuhku, kita-kita berpelukan erat seolah tak mau saling melepas. Bibir kami pun saling memagut dan berciuman seperti sepasang kekasih yang sudah lama tak saling berjumpa....
Akhirnya.... kami berenam pun saling bergeletakan di berbagai tempat di kamarku selama beberapa saat
. Ada perasaan takut dan dosa yang kami rasakan... bercampur dengan rasakan nikmat yang tiada tara....
Setelah pengumuman itu, jika beta datang ke sana, mereka seringkali berusaha secara tiba-tiba mengeroyokku maupun menyetubuhiku bersama-sama. Kadang aku bisa menghindar, kadang aku pun melengahkan mereka melakukannya, terutama apabila suasana di tempat kost sedang sepi....
Aku tidak tahu apa aku harus menyesal atau bahkan merasa bahagia karena kini aku bisa merasakan kepuasan seks yang luar biasa.... walaupun itu dengan cara dikeroyok oleh lima pemuda di tempat kostku.

Source: pasti-nikmat.blogspot.com 

Baca Cerita Seks Yang Lain! 

readmore »»  

Nikmatnya Seks Dengan Anak SMA

Nikmatnya Seks Dengan Anak SMA || sipemuas.comsipemuas.com - Aku mengenalnya tanpa sengaja, waktu itu hujan deras mengguyur Jakarta. Kukendarai mobilku hati-hati, karena memang pandangan amat terbatas. Sebuah metro mini mendadak memotong haluan, aku benar-benar kaget, secara reflek kuinjak rem dan tangan kiri mengubah persneling ke gigi netral sambil membanting stir ke kiri, nyaris menghantam trotoar. Sambil bersungut kulihat metro mini yang sudah demikian penuh mengambil penumpang, aku hanya tertegun memperhatikannya. Saat hendak menjalankan mobil, perneling masuk gigi satu, kulihatseorang gadis melambaikan tangan, segera kembali rem kuinjak, gadis berpakaian putih-putih itu langsung masuk ke mobil. "Numpang ya mas..?" katanya. Aku tersenyum dan mengangguk, "Kehujanan..?" tanyaku sekenanya.
Akhirnya kami berkenalan, "Nama saya Putri..." ia menyebut namanya sambil kami berjabat tangan.
"Saya Harnoto..." aku pun memperkenalkan diri.
Setelah berbasa-basi sana-sini sambil menanyakan tempat tinggal dan sebagainya, ternyata diatinggal di sekitar Kranji. Sepanjang jalan kulirik gadis itu yang ternyata masih kelas tiga SMA, tubuhnya yang terbungkus baju basah agak menggigil, blouse-nya melekat memperlihatkan bra dan isinya yang ukurannya lumayan.
Sampai di Kranji, Putri turun dan melambaikan tangannya. Aku pun menggenjot pedal gas tanpa pernah memikirkannya lagi. Delapan hari setalah pertemuan itu, aku tengah berbelanja kebutuhan anak-anakku, susu, pasta gigi, sabun, dan sebagainya, maklumlah istriku telah meninggal setahun lalu karena penyakit. Kini aku adalah bapak sekaligus ibu bagi ketiga anakku yang masih kecil-kecil. Yang tertua baru kelas 1 SD.
Saat antri di kasir, tiba-tiba terdengat suara ringan memanggil namaku, "Mas Harnoto.."
Aku menoleh dan tersenyum, lupa-lupa ingat pada seorang cewek dengan t-shirt dan jeans-nya. "Aku Putri.., lupa ya..?"
Sambil berusaha keras mengingat, aku masih tersenyum, akhirnya aku ingat, ini anak SMA yangkehujanan seminggu lalu.
Singkat cerita kami kembali bersamaan, kali ini Putri lebih banyak ngobrol tentang berbagai hal, aku hanya menjadi pendengar setia.
Saat mendekati rumahnya, Putri mempersilakan mampir, tapi aku menggeleng, "Lain kali..," ujarku basa-basi.
"Mas... lusa aku pesta perpisahan sekolah, boleh dong mas anterin..?" pandangannya begitu memohon.
Akhirnya aku mengiyakan.
Sore sekitar pukul 18:30
, aku menunggu Putri di tempat yang dijanjikan, karena jalan ke rumahnya tidak mungkin dilalui mobil. Aku berpakaian sepantasnya dan Putri mengenakan gaun malam ungu, tampak begitu dewasa. Belahan lehernya yang agak dalam membuat dua bukit kembarnya tersembul apabila dia salah posisi. Diam-diam jantungku berdegup melihat semua itu. Pesta perpisahan berlagsung meriah, meski aku kurang bisa menimati, tapi aku duduk bertahan sampai selesai.
Sekitar pukur 23:00, acara selesai. Putri mengajakku pulang.
"Acaranya menarik nggak..?" tanya Putri lincah.
Aku hanya tersenyum menatapnya.
"Anak-anak nggak apa-apa ditinggal, maaf ya ngrepotin..." kembali Putri berkata lincah, aku masih tersenyum.
"Mas, jalan-jalan dulu yuk..!" ajak putri.
"Udah malem, mau kemana..?" aku terus-terang jadi bingung.
"Muter-muter aja..!" pintanya lagi, "Sambil ngobrol..."
Kupikir, daripada sumpek, kuiyakan ajakannya.
Kuarahkan mobil menuju jalan tol Jakarta-Cikampek.
Begitu melewati pintu gerbang, "Ke Purwakarta aja mas..!" Putri memutuskan.
Aku mengangguk. Kami berbagi cerita tentang kehidupan kami sehari-hari.
"Berat ya beban mas, ditinggali tiga anak." ujarnya pelan, meyakinkan.
Aku hanya menarik nafas mengingat istri tercinta yang telah tiada. Putri memilih-milih CD dan akhirnya memuttar koleksi lagu-lagu kenangan Rafika Duri.
Kira-kira mendekati Cibitung, putri merebahkan kepalanya ke pundakku, kurasakan kelembutan rambutnya yang lebat. Putri memiliki paduan badan yang seimbang, dengan tinggi 165 cm dan berat 50 kg, sungguh ideal, bibirnya agak tebal dan bentuknya melengkung ke bawah. Kurasakan aroma keharuman tubuhnya. Entah darimana mulanya, tiba-tiba tangan kriku telah merengkuh pundaknya. Kubelai pipinya yang halus, sementara tangan kanan tetap memegang stir. Putri tersenyum, dalam keremangan nampak begitu indah tatapan sendu matanya
. Putri semakin dalam membenamkan kepalanya ke pundakku, tangannya tersandar di paha kiriku.
Setelah setahun lebih tidak berdekatan dengan wanita, gelora dadaku tidak lagi tertahankan, jantungku berdegup amat keras tidak beraturan dan celanaku semakin terasa sesak. Putri kembali tersenyum.
Tanpa kuduga, tiba-tiba Putri mengecup pipiku, "Aku mengagumi mas.. sejak pertama ketemu." katanya lirih, amat dekat di telingaku, sehingga dengus nafasnya begitu dekat di pipiku.
Batinku semakin tidak menentu, kembali aku dikejutkan oleh gesekan lembut tangan Putri tepat di alat vitalku yang terbungkus rapat.
Aku kaget saat Putri tertawa kecil, "Udah kelamaan ya..?"
Dia terus mengelus-elus alat vitalku yang kian mengeras. Tangan kiriku tiba-tiba punya keberanian untuk menyentuh tonjolan di dada kiri Putri, bra yang keras membuatku penasaran.
"Sebetantar..." kata Putri.
Dia merapikan duduknya, menyondongkan tubuhnya ke depan dan tangannya bergerak ke belakang. Melihat gerakan ini aku belum mengerti apa maksudnya. Saat dia melepas bra-nya dan melempar ke jok belakang, barulah aku memahami semuanya. Tanpa tunggu lebih lama lagi, aku langsung merengkuh pundaknya dan tanganku menyelusup ke dalam gaun ungunya, hatiku bergetar saat menyentuh tonjolan daging empuk di dada Putri. Kuremas pelan-pelan sambil sesekali memelintir puting yang kecil dan lembut.
Aku terkaget-kaget saat tiba-tiba Putri melepaskan ikat pinggangku, melemparnya ke jok belakang, menyingkap kemejaku dan kemudian membuka resliting celanaku. Mobil kupacu pelan dan kuarahkan ke lajur kiri, jantungku terus berdegup. Apalagi saat tangan lembut Putri menyerobot batang vitalku dan mengeluarkannya, tangan kirinya membimbing tangan kiriku agar terus ke bawah. Dengan segala ketrampilan, jemariku menyentuh bulu-bulu lebut dibalik CD Putri, mengelusnya sambil menahan nafas. Putri menggelinjang kegelian, tangan kanannya terus meremas halus batang vitalku. Mendadak sebuah gerakan tidak terduga dilakukan Putri, kepalanya menuju ke arah batang vitalku, aku kaget, kugeser tempat duduk, dan kustel agak merebah sandarankursiku, sambil terus menyetir, kuatur agar kepala Putri leluasa di pangkuanku. Aku tidak mau kepalanya yang indah tersenggol stir.
Pelan-pelan Putri mengecup, melumat dan menyedot batang vitalku, sambil kaki tetap menginjak pedal gas, pantatku bergerak seirama sedotan mulut Putri, tangan kiriku berpindah-pindah antarapayudara yang lembut namun kenyal dan selipan di kedua pahanya. Mobil masil meluncur menuju arah Purwakarta, makin lama sedotan Putri semakin liar, bajuku berantakan, gaun Putri juga tersingkap tidak karuan. Putri terus melumat, menjilat dan menyedot batang vitalku yang kian mengeras, desahan nafasnya dan degup jantungku berpacu bak kuda balap. Putri terus menyedot, sementara jemari kiriku menari-nari di selangkangan Putri. Putri mendesah, seiring mulaibasahnya selangkangan, batang vitalku pun mengeras. Aku terus memelintir klitoris, dan jemariku menyusup semakin dalam.
Putri merapatkan kedua kakinya, mulutnya terus mengulum dan menyedot. Tiba-tiba Putri mendesah dan menggigit batang vitalku, aku kaget.
"Maaf..!" ujarnya.
Rupanya dia telah orgasme. Kembali Putri mengulum batang vitalku, pinggangku pun bergerak turunnaik, mengikuti sedotan Putri. Kira-kira melewati Karawang barat, aku merasakan desakan hebat di batang vitalku, segera kutarik kepala Putri, kulumat bibirnya, sambil tetap berusaha mendapatkan pandangan arah depan, agar tidak menabrak.
Jemari lembut Putri kini mengambil alih tugas mulutnya, mengocok batang kemaluanku yang telah licin. Pantatku naik karena desakan dari dalam, isyarat ini ditangkap putri dengan respon merapatkan dadanya dan gerak tangan kanannya semakin keras berirama, namun tetap lembut. Tak lama kemudian menyemburlah cairan bahan manusia dari batang vitalku. Putri menggenggam batang vitalku erat-erat agar tidak bertaburan kemana-mana, dan aku pun lunglai. Putri tersenyum, memandangku, menyambar tissue dan mulai mengelap batang vitalku yang basah, juga perutku dantangannya.
Putri terus sibuk mengelap dengan tissue seraya tersenyum padaku.
"Terima kasih... Putri..," desahku sambil mengecup keningnya.
Putri tersenyum, mengecup batang kemaluanku sekali dan membereskan celana serta bajuku. Saat melihat gerbang tol Cikampek, Putri segera membenahi gaunnya dan duduk manis di jok kiri. Keluar pintu gerbang, aku memutar arah untuk masuk gerbang lagi. Putri tersenyum, melihat keheranannya penjaga gerbang tol
, aku pun tersenyum sambil berpandangan.
Melewati jalan tol, kembali Putri merebahkan kepalanya ke pundakku. Sejak itu, kami seringmelakukan petualangan kenikmatan sepanjang jalan tol, di atas Grand Civic-ku. Indah sekali.

Source: pasti-nikmat.blogspot.com

Baca Cerita Seks Yang Lain!

readmore »»  

Ngintip Sopir vs Pembantu

Rianto, 33 tahun, Semarang :

Waktu SMA aku punya sahabat dekat bernama Andika. Andika adalah anak seorang pejabat tinggi di Jakarta pindahan dari Solo. Ia tinggal di daerah elit. Tak heran rumahnya besar dan mentereng, berlantai 2 pula. Kamarnya ada di lantai 2. Sebagai sobat kental, aku biasa main ke rumahnya, bahkan kadang nginap di sana.

Suatu hari, Andika mengajakku untuk ke rumahnya usai bubaran sekolah. Katanya ada sesuatu yang sangat menarik yang ingin ia tunjukkan padaku. Kupikir ia punya mainan atau komik baru kiriman dari kakaknya yang tinggal di Amerika. Andika memang hobi mengoleksi mainan mobil model dan komik superhero.

Dugaanku salah.

Ketika tiba di rumahnya, ia langsung mengajakku ke gudang yang letaknya di bagian belakang lantai 2 rumahnya. Di gudang tempat menyimpan kardus-kardus bekas pembungkus barang eletronik itu ia menunjuk sebuah lubang bekas tempat memasang exhaust fan yang ada di salah satu dindingnya. Lubang itu saat itu ditutup dengan kawat kassa halus, sehingga keadaan di luarnya bisa terlihat meskipun agak samar. Lewat lubang itu siapapun bisa melihat halaman belakang rumah tetangga sebelah kiri rumah Andika.

Andika cerita kalau waktu tidak masuk sekolah kemarin ia mencari-cari sesuatu yang di simpan di gudang. Saat itulah sayup-sayup Andika mendengar suara yang “mencurigakan”. Karena penasaran, ia ambil kursi dan melongok lewat lubang udara. Ia kaget karena melihat pemandangan menakjubkan, di mana seorang laki-laki agak gemuk berbaju safari hitam dengan celana melorot sedang beradegan intim dengan seorang perempuan bertubuh kecil, tapi berdada besar. Si perempuan duduk mengangkang di atas mesin cuci, sementara si laki-laki berada di depannya sambil bergerak maju mundur sambil tangannya bergerilya di balik T-shirt si perempuan. Kejadiannya sekitar jam 3 sore.

Mendapat sharing cerita begitu tentu saja membuatku bersemangat. Aku langsung naik ke kursi untuk membuktikan cerita Andika. Ternyata kawat kassanya sudah berlubang dengan diameter sekitar 5 cm hasil ulah Andika yang ingin melihat lebih jelas. Saat mengintip Andika meninggalkanku untuk mengambil sesuatu di kamarnya.

Melalui lubang udara itu memang jelas terlihat suasana halaman belakang rumah tetangga Andika. Halaman belakangnya lumayan luas. Ada 2 mesin cuci merapat di dinding belakang rumah. Bila melihat situasinya, memang memungkinkan melakukan sesuatu secara sembunyi-sembunyi di sana karena terdapat titik-titik lokasi yang mendukung. Tapi adegan yang kuharapkan terlihat tidak terjadi. Tak ada siapapun di sana, tapi sayup-sayup aku bisa mendengar suara obrolan wanita dari salah satu ruangan yang ada di belakang rumah mewah itu.

Andika kembali dengan membawa sebuah teropong, tapi aku katakan padanya kalau tidak apa-apa di sana. Dan sampai sore kami nongkrong di gudang itu tak terjadi sesuatupun seperti yang diceritakan Andika. Mungkin kedua orang itu tidak punya kesempatan untuk melakukan lagi.

Hari-hari berikutnya, setiap bubaran sekolah aku rutin ikut Andika pulang ke rumahnya dengan harap-harap cemas dan harus berbohong kepada mama kalau aku belajar kelompok. Meskipun selama beberapa hari berada di rumah Andika aku belum berhasil mendapatkan yang kuinginkan, tapi setidaknya aku bisa selalu makan enak, he he he.

Hingga akhirnya keberuntungan pun datang padaku. Dengan menggunakan teropong aku bisa melihat jelas kedua orang berlainan jenis itu mengumbar birahi mereka. Kali ini mereka tidak beraksi di atas mesin cuci, tapi agak ke pojok dekat tanaman. Meskipun agak terhalang tanaman dan jemuran, adegan oral yang dilakukan si perempuan terhadap si laki-laki terlihat cukup jelas.Si perempuan jongkok di depan si laki-laki yang sesekali celingak-celinguk mengawasi keadaan sekitar dan sekali-sekali merem-melek merasakan hisapan si perempuan.

Andika tampaknya tak sabar menunggu giliran untuk ngintip. Ia mengambil satu kursi lagi dan kami pun berbagi lubang udara untuk menyaksikan adegan dewasa tersebut.

Setelah beroral ria, si laki-laki menyuruh si perempuan membungkukkan tubuh dan menyingkap roknya sementara si laki-laki mulai melakukan serangan dari belakang. Kutaksir si laki-laki berusia sekitar 40 tahunan, dan melihat seragam safari yang dikenakannya, ia mungkin seorang sopir di rumah itu. Sementara si wanita, usianya kira-kira 25 tahunan, berkulit putih bersih dan dari gayanya berbusana, mungkin ia seorang pembantu rumah tangga.

Adegan selanjutnya, si laki-laki tampaknya menyuruh si perempuan berbaring di celana panjang si laki-laki yang digelar di rumput lalu mulai lagi menyerang. Tapi adegan ini tidak berlangsung lama. Baru beberapa goyangan si laki-laki sudah mencabut miliknya dan menyemprot rerumputan dengan cairannya. Tanpa banyak cakap keduanya langsung membenahi pakaian mereka dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

Sebenarnya Andika punya handycam, tapi disimpan orang tuanya. Handycam baru digunakan saat mereka pergi berlibur ke luar kota atau ada acara keluarga. Andai Andika sempat merekam adegan itu, mungkin sekarang sudah beredar di youtube.

Acara ngintip menjadi agenda tetapku setiap kali aku main ke rumah Andika. Cuma sayangnya, sulit memprediksi kapan adegan syur itu terjadi, sehingga lama-lama kami bosan menunggu. Sampai kami lulus SMA, hanya 3 kali aku ketiban rejeki nonton adegan mesum mereka di halaman belakang rumah sang majikan.

Entah bagaimana kelanjutan hubungan sopir dan pembantu itu, Andika sendiri pun tak tahu dan tak mau tahu. Hal ini wajar, karena di lingkungan elit seperti itu, meski bersebelahan rumah sekalipun, penghuninya tak saling peduli. (*)
readmore »»  

Maafkan Anakmu yang Durhaka Ini, Ibu

Roy, 29 tahun, Sidoarjo :

Suatu hari ibuku menelepon ke hapeku. Waktu itu aku sedang rapat dengan manajer dan beberapa orang lainnya. Manajerku sempat menegurku karena sebelum rapat dimulai sudah mengingatkan peserta rapat untuk mematikan suara hape agar tidak mengganggu.

Aku minta maaf pada manajerku dan minta ijin sebentar untuk menerima telepon dari ibuku. Aku jadi agak sedikit kesal karena ibu menelepon untuk minta diantar ke dokter sore nanti sepulang kerja karena dadanya terasa sesak.

Yang membuatku kesal adalah karena di rumah ada adikku. “Kenapa tidak diantar Riri saja?!” kataku setengah menghardik. Riri adalah adik bungsuku yang kuliah semester 2 dan waktu itu sedang libur semesteran. Lagipula aku sudah janji dengan Dinar istriku untuk makan malam di luar karena hari itu adalah ulang tahunnya.

Aku merasa ibuku kecewa dengan sikapku, tapi aku tak begitu mempedulikannya karena aku segera kembali ke ruang rapat.

Malam harinya pulang dari restoran kutelepon Riri, kutanyakan apa tadi jadi ke dokter. Kata Riri, sudah dan dokter memerintahkan agar ibu dirawat di rumah sakit, tapi ibu menolak. Ibu minta diberi resep saja dan ingin berobat di rumah. Waktu aku menelepon ibu sudah tidur, tapi nafasnya masih terlihat tersengal-sengal, kata Riri. Kuhibur dia dengan mengatakan kalau obatnya mungkin belum bereaksi.

Jam 3 pagi hapeku berdering. Riri meneleponku dan bilang kalau sesak nafas ibu makin parah. Segera kupacu mobilku menuju rumah ibu dan saat itu juga kubawa ke UGD rumah sakit terdekat.

Setelah mendapat perawatan di UGD ibu dibawa ke kamar untuk rawat inap. Di situ aku hanya bisa menatap wajah ibu yang sedang tidur dengan selang oksigen di hidungnya. Terbersit penyesalan kenapa aku menolak permintaannya kemarin.

Hari kelima di rumah sakit, ibu mulai menunjukkan kemajuan. Sesak nafasnya sudah tidak separah hari pertama. Aku merasa lega melihat kondisi ibu dan dalam hati aku berjanji akan mengajaknya jalan-jalan ke kota Batu yang sejuk dan menyewa vila di sana.

Tapi keesokan harinya aku mendapat telepon dari Riri. Sambil menangis ia bilang kalau sesak nafas ibu tiba-tiba kambuh. Aku minta ijin pada manajerku untuk meninggalkan kantor dan setelah itu aku segera menjemput Dinar di kantornya untuk kemudian bersama-sama ke rumah sakit.

Sampai di rumah sakit, kulihat beberapa kerabatku berkerumun di depan kamar ibu dirawat. Aku langsung menyeruak dan masuk ke kamar. Di situ tampak olehku Riri dan mbak Rina (kakakku) berpelukan di dekat dinding, sementara dokter dan 2 orang perawat tampak sibuk menangani ibu yang terbaring di ranjang. Dinar langsung bergabung dengan Riri dan mbak Rina, sementara aku terdiam di sudut kamar.

Beberapa saat kemudian dokter menoleh ke arahku sambil menggelengkan kepala. Aku paham maksudnya. Ia hendak bicara padaku tapi aku langsung menghambur, berbarengan dengan Riri, mbak Rina dan Dinar, memeluk tubuh ibu yang sudah tak bernyawa.

Lima tahun lalu ayahku meninggal karena sakit, sekarang ibu menyusulnya. Tapi ibu meninggalkan berjuta sesal dalam diriku. Sesal yang tak akan pernah bisa kubayar selain dengan doa-doa untuk almarhumah ibuku. (*)
readmore »»  

Model Indonesia Borpose Hot di Pantai

sipemuas.comBerikut ini adalah foto Model Indonesia Borpose Hot di Pantai, langsung saja simak fotonya dibawah ini.

Model Indonesia Borpose Hot di Pantai || sipemuas.com
 
Model Indonesia Borpose Hot di Pantai || sipemuas.com
 
Model Indonesia Borpose Hot di Pantai || sipemuas.com
 
Model Indonesia Borpose Hot di Pantai || sipemuas.com
 
Model Indonesia Borpose Hot di Pantai || sipemuas.com
 
Model Indonesia Borpose Hot di Pantai || sipemuas.com

Indonesian Girls, Bikini Girls
Source: facebook

Lihat Foto Cewek Bikini Yang Lain!

readmore »»  

Foto Panas Barbie San Miguel Model Asal Philippina

sipemuas.comBerikut ini adalah Foto Panas Barbie San Miguel Model Asal Philippina, langsung saja simak fotonya di bawah ini.

Foto Panas Barbie San Miguel Model Asal Philippina || sipemuas.com

Foto Panas Barbie San Miguel Model Asal Philippina || sipemuas.com

Foto Panas Barbie San Miguel Model Asal Philippina || sipemuas.com

Foto Panas Barbie San Miguel Model Asal Philippina || sipemuas.com

Foto Panas Barbie San Miguel Model Asal Philippina || sipemuas.com

Foto Panas Barbie San Miguel Model Asal Philippina || sipemuas.com

Foto Panas Barbie San Miguel Model Asal Philippina || sipemuas.com

Foto Panas Barbie San Miguel Model Asal Philippina || sipemuas.com

Foto Panas Barbie San Miguel Model Asal Philippina || sipemuas.com

Foto Panas Barbie San Miguel Model Asal Philippina || sipemuas.com

Foto Panas Barbie San Miguel Model Asal Philippina || sipemuas.comAsian Girls, Philippines Girls, Bikini Girls 
Source:
facebook

Lihat Foto Panas Model Filipina Yang Lain!

readmore »»  

Tiga Faktor Penyebab Seks Terasa Membosankan

Tiga Faktor Penyebab Seks Terasa Membosankan || sipemuas.com

sipemuas.com � Berikut ini adalah Tiga Faktor Penyebab Seks Terasa Membosankan, banyak pasangan dengan usia pernikahan yang lama merasa kehidupan seksnya membosankan. Meskipun terbilang wajar, namun tak jarang kejenuhan bercinta jadi persoalan tersendiri yang bisa mengganggu keharmonisan rumah tangga. Ada beberapa faktor yang menyebabkan sesi bercinta antara suami istri terasa monoton dan membosankan. Tapi tiga hal ini yang dirasa berpengaruh paling besar, seperti dikutip dari Your Tango.

1. Waktu Bercinta yang Statis
Kebanyakan pasangan memilih bercinta hanya di malam hari. Malam memang waktu yang ideal bagi pasangan untuk bermesraan, karena jadwal kesibukan dan aktivitas mereka yang padat di siang hari. Namun kebiasaan ini bisa menjadikan seks sesuatu yang monoton. Ubahlah jadwal seks Anda dan pasangan. Bercinta di pagi hari sebelum berangkat kantor, siang hari saat akhir pekan atau sore menjelang malam. Variasikan selalu rutinitas seks. Misalnya slow sex dengan quickie sex, atau sekadar bersentuhan tanpa penetrasi seks. Anda akan dapatkan momen bercinta yang menyenangkan setiap hari.

2. Kamar Tidur Jadi Satu-satunya Tempat untuk Bercinta
Kamar tidur memang tempat paling nyaman dan sesuai untuk bercinta. Tapi masih banyak pula tempat lain yang tak kalah menyenangkan dan menarik untuk berhubungan seks dengan suami tercinta. Aktivitas bercinta yang dilakukan di luar kamar tidur akan memberikan pengalaman yang lebih bervariasi dalam kehidupan seks. Selain itu, memilih tempat selain kamar tidur juga akan menghindarkan Anda dari kebosanan. Coba sesekali ajak suami bercinta di ruang tamu, dapur, atau kamar mandi. Tapi pastikan melakukannya saat tidak ada anak-anak di rumah apabila Anda sudah punya momongan.

3. Melupakan Cairan Lubrikan
Meskipun tidak wajib, dalam beberapa kasus pemakaian cairan lubrikan diperlukan saat bercinta. Jika Anda kerap merasakan nyeri ketika bercinta, coba perhatikan apakah selama ini Anda bisa memproduksi cairan lubrikasi cukup banyak atau tidak.
Konsultan seks wolipop dr. Vanda Mustika menjelaskan, cairan lubrikasi bisa jadi kunci agar wanita tidak merasakan sakit saat bercinta. Apabila Anda merasa nyeri karena vagina tidak cukup mengeluarkan cairan pelumas alami, maka cairan lubrikan sintetis bisa jadi solusinya. Pelumas yang dapat digunakan untuk hubungan seksual adalah pelumas berbahan dasar air yang umumnya berbentuk gel.

Source : wolipop.detik.com

Baca Cerita Seks Yang Lain!

readmore »»  

Pose Panas Model Seksi Jessica Kizaki

sipemuas.com - Berikut ini adalah Pose Panas Model Seksi Jessica Kizaki, bodinya sangat seksi gan dijamin gak nyesel melihat fotonya. Nah biar gak penasaran langsung saja simak fotonya dibawah ini. 

Pose Panas Model Seksi Jessica Kizaki || sipemuas.com Pose Panas Model Seksi Jessica Kizaki || sipemuas.com
Pose Panas Model Seksi Jessica Kizaki || sipemuas.com Pose Panas Model Seksi Jessica Kizaki || sipemuas.com
Pose Panas Model Seksi Jessica Kizaki || sipemuas.com Pose Panas Model Seksi Jessica Kizaki || sipemuas.com
Pose Panas Model Seksi Jessica Kizaki || sipemuas.com Pose Panas Model Seksi Jessica Kizaki || sipemuas.com
Pose Panas Model Seksi Jessica Kizaki || sipemuas.com Pose Panas Model Seksi Jessica Kizaki || sipemuas.com
Pose Panas Model Seksi Jessica Kizaki || sipemuas.com Pose Panas Model Seksi Jessica Kizaki || sipemuas.com
Pose Panas Model Seksi Jessica Kizaki || sipemuas.com Pose Panas Model Seksi Jessica Kizaki || sipemuas.com
Pose Panas Model Seksi Jessica Kizaki || sipemuas.com Pose Panas Model Seksi Jessica Kizaki || sipemuas.com
Pose Panas Model Seksi Jessica Kizaki || sipemuas.com

Pose Panas Model Seksi Jessica Kizaki || sipemuas.com


Asian Girls, Japanese Girls, Bikini Girls
Source: facebook

Lihat Foto Cewek Bikini Yang Lain!

readmore »»